Pandangan Filsafat Kelly
George Kelly tidak menerima pandangan Skinner bahwa
perilaku dibentuk semata – mata oleh lingkungan, yaitu realitas. Namun juga
keberatan dengan fenomenologi ekstrem. Kelly percaya
bahwa alam semesta bersifat riil namun, pribadi yang berbeda akan memahaminya
dengan cara yang berbeda. Karena itu konstrak pribadi (personal construck)
manusia, atau cara menginterpretasikan dan menjelaskan peristiwa – peristiwa
menjadi kunci untuk memprediksi perilaku mereka.
Teori konstrak pribadi tidak berusaha menjelaskan ke
alam. Lebih tepatnya adalah teori tentang konstraksi manusia dalam menyikapai
kejadian dan peristiwa: sebuah penyelidikan pribadi terhadap dunia yang
dihadapinya.
a) Pribadi
sebagai Ilmuwan
Seperti semua orang lainnya (termasuk para ilmuwan),
persepsi tentang realitas diwarnai oleh konstrak pribadi masing – masing.
Dengan cara yang sama, semua orang mencari makna, melakukan pengamatan,
merumuskan teori, membuat hipotesis, mengetes hipotesis yang masuk akal, dan
mencapai kesimpulan dari eksperimen – eksperimen tersebut. Kesimpulan ini masih
terbuka untuk dipertimbangkan ulang dan dirumuskan kembali. Kelly sangat
berharap manusia secara individual dan kolektif akan menemukan cara terbaik
untuk merestrukturisasi hidup mereka lewat pembayangan dan prediksi semacam
ini.
b) Ilmuan
sebagi Pribadi
Kesimpulan seorang ilmuwan harus tetap ditanggapi
dengan sikap skeptis, sama seperti kita ingin menggunakan suatu pendekatan
untuk menganalisis perilaku. Setiap pengamatan ilmiah dapat dilihat dari
berbagai perspektif.
Kelly menyajikan teorinya sebagai seperangkat gagasan
yang berisi separuh-kebenaran dan sangat menyadari ketidakakuratan
konstraksinya. Kelly berharap teorinya dapat dibuang dan digantikan oleh teori
kepribadian lainnya yang lebih baik, mendorong para teoretisi baru untuk bisa
merevisi teori – teori yang sudah ada.
c) Alternativisme
Konstraktif
Kelly mulai dari asumsi bahwa alam semesta sungguh –
sungguh ada dan bahwa dia berfungsi sebagai suatu unit integral, dengan semua
bagiannya berinteraksi secara tepat satu sama lain. Melengkapi asumsi dasar ini
adalah konsep bahwa pikiran manusia juga nyata, dan bahwa manusia berjuang
untuk memahami dunia mereka yang terus berubah.
Manusia selalu memiliki cara – cara alternative dalam
memandang segala hal. Kelly mengatakan bahwa “semua interpretasi kita
saat ini tentang alam semesta adalah tema utama yang harus terus direvisi
bahkan diganti”. Asumsi ini disebut Kelly alternative konstraktif, dan
menambahkan pada konsep tersebut dengan kata –kata “ peristiwa yang kita hadapi
saat ini mengandung keragaman yang sebesar kemampuan kita memahaminya”. Kelly
sepakat dengan Adler bahwa interpresati pribadi tentang kejadian – kejadian itu
sendiri. Namun bertentangan dengan Adler, Kelly menekankan konsep bahwa
interpretasi memiliki makna dalam dimensi waktu, dan apa yang valid pada sautu
waktu bisa menjadi salah ketika dipahami secara berbeda pada waktu yang lain.
Manusia tidak selalu antusias menyabut ide – ide baru.
Seperti ilmuwan pada umumnya dan teoretisi kepribadian pada khususnya, kita
sering menemukan gangguan bagi restrukturisasi konsep, sehingga kita akan
memilih untuk memegang ide – ide yang nyaman dan teori – teori yang sudah
dikenal dengan baik.
Struktur
Kepribadian
Teori kepribadian
Kelly memiliki dasar terkait dengan pikiran individu (kognitif). Teorinya
menekankan pada pendekatan idiographic dan orientasinya yang teleologis.
Teori Kelly hampir mirip dengan teori individual Adler, bahwa manusia tidak
diatur oleh realita, akan tetapi membuat tujuannya sendiri berdasarkan cara
individu memaknai setiap peristiwa. Proses adaptasi dan penyesuaian dapat
diprediksi melalui konstruk yang dimiliki oleh setiap individu. Proses kognitif
merupakan pusat kepribadian individu, sedangkan emosi dan perilaku dipengaruhi
oleh kognisi. Relasi sosial sebagai usaha individu untuk memahami konstruk
personal individu lainnya. Intinya Kelly memandang manusia sebagai ilmuwan.
Pandangan Kelly
tentang sains sangat berhubungan dengan pandangannya terhadap individu. Kelly
merasa bahwa ilmuwan dan orang awam (misalnya, bukan ilmuwan dalam keseharian
mereka) terlibat dalam tugas yang sama. Bagi Kelly, ciri utama kehidupan
sehari-hari antara lain adalah upaya kita untuk mengembangkan ide yang
memungkinkan kita untuk memprediksi peristiwa penting dalam kehidupan
sehari-hari. Kita ingin dapat memprediksikan apakah kita akan, misalnya, lulus
ujian yang akan datang, sukses mendapatkan pasangan, atau keluar dari kondisi
depresi. Menurut Kelly dalam membuat prediksi ini kita bekerja seperti seorang
ilmuwan, mengembangkan teori (“mungkin saya adalah jenis orang yang harus
bekerja sama dengan teman ketika belajar untuk ujian”). Kemudian menguji
hipotesis (kali ini saya akan menggunakan strategi berbeda untuk mengajaknya
berkencan dan lihat apa yang akan terjadi”), dan kita mengembangkan bukti
(“terakhir kali saya mencoba menghilangkan depresi dengan makan banyak-banyak,
tetapi hal itu tidak berhasil”).
Variabel structural
kunci dalam teori kepribadian Kelly adalah konstruk personal. Konstruk
(construct) adalah konsep yang digunakan untuk menginterpretasikan,
atau menerjemahkan peristiwa. Orang-orang menggunakan konsep ini untuk
mengkategorisasikan peristiwa dan memetakan serangakaian perilaku. Orang-orang
mengantisipasi peristiwa dengan meengobservasi pola dan regularitas. Seseorang
merasakan peristiwa, menginterpretasikannya, menempatkan struktur dan makna
peristiwa. Dalam mengalami peristiwa, individu menyadari bahwa beberapa
peristiwa memiliki karakteristik yang membedakannya dengan peristiwa lain.
Individu membedakan kemiripan dan kontras.
Menurut
Kelly, paling tidak tiga elemen yang perlu untuk membentuk sebuah konstruk :
dua dari elemen tersebut harus dipahami sebagai yang berbeda dari dua lain.
Cara di mana dua elemen diterjemahkan sebagai yang mirip membentuk similiarity
pole (kutub kemiripan) konstruk tersebut; cara di mana mereka
berlawanan dengan eleman ketiga membentuk constract pole (kutub
kontras) konstruk tersebut.
Konstrak
– Konstrak Pribadi
Filsafat Kelly berasumsi bahwa interpretasi manusia
terhadap dunia yang satu dan selalu berubah melandasi pemahaman mereka tentang
realitas. Semua orang terus menciptakan dunia mereka sendiri. Beberapa orang
agak kaku dan jarang mengubah cara melihat segala hal. Mereka mengandalkan
pandangan sebelum – sebelumnya tentang realitas meskipun dunia nyata sudah
berubah.
Kelly menganggap orang – orang yang diluar dirinya,
sering mengamati dunia lewat “pola – pola atau model transparan” yangs
sudah mereka ciptakan untuk menghadapai realitas dunia. Mesikpun pola – pola
atau model – model ini tidak selalu cocok secara akurat, tetap saja pola dan
model transparan ini adalah cara untuk memahami dunia. Kelly menyebut semua
pola dan model memahami duani sebagai “konstrak – konstrak pribadi”.
Konstrak pribadi adalah cara memahami dunia,
memampukan manusia (dan hewan yang lebih rendah tarafnya) mengarahkan perilaku
mereka entah dengan merumuskannya secara ekspilisit maupun melakukannya secara
implicit, mengekspresikannya secara verbal maupun tanpa dikatakan, sesuatu yang
konsisten dengan arah – arah perilaku lain ataupun tidak konsisten dengan
perilaku lain ataupun tidak konsisten dengan perilaku apapun, dengan menalar
secara intelektual maupun merasa secara vegetatif.
Konstrak pribadi adalah cara seseorang melihat
bagaimana hal – hal (orang –orang) mirip dan berbeda dari hal – hal (orang –
orang) lain. Entah dipersepsi dengan jelas atau dirasakan samara –samar,
konstrak pribadi membentuk perilaku individu. Dengan banyak cara yang sama,
semua orang berusaha mensahihkan konstrak – konstrak pribadinya. Mereka mencari
model yang sesuai dan berusaha memperbaiki konstrak pribadinya itu.
Penyempurnaan seperti ini tidak terelakkan karena jika manusia tidak
menginvestasikan sesuatu bagi konstrak pribadinya, maka konstrak pribadi yang
ketinggalan zaman itu akan memblokir jalannya sendiri untuk maju.
a) Postulat
Dasar
Teori konstrak pribadi dirumuskan dalam suatu postulat
fundamental atau asumsi dasar. Postulat Kelly berbunyi “ proses –
proses pribadi yang saling berkaitan secara psikologis, yang melaluinya manusia
memilih cara – cara mengantisipasi kejadian – kejadian”. Dengan kata lain,
perilaku (pikiran dan tindakan) diarahkan oleh cara mereka melihat masa depan.
Kelly menjelaskan asumsi fundamental ini dengan
mengidentifikasi istilah – istilah kuncinya. Pertama, frasa proses
– proses pribadi mengacu kepada makhluk manusia yang hidup, berubah,
dan bergerak. Kelly memilih istilah saling berkaitan untuk
menunjukkan manusia bergerak dengan sebuah arah lewat jalan-setapak atau
saluran yang saling berjaringan.
Frasa kunci berikutnya adalah cara – cara
mengantisipasi kejadian –kejadian, yang menujukkan bahwa manusia menuntun
tindakan mereka berdasarkan prediksi terhadap masa depan.
Kelly (1955,1970) menjelaskan asumsi
fundamental ini dengan mendefinisikan istilah-istilah kuncinya.
·
Pertama,
frasa proses-proses pribadi mengacu
kepada makhluk manusia yang hidup, berubah dan bergerak. Kelly tidak
memaksudkan motif, kebutuhan, dorongan atau insting sebagai kekuatan yang
melandasi motivasi. Hidup sendirilah yang menggerakkan seseorang.
·
Kelly
memilih istilah saling berkaitan untuk menunjukkan manusia bergerak dengan
sebuah arah lewat jalan-setapak atau saluran yang saling berjaringan. Jaringan
ini fleksibel, bisa mendukung atau membatasi jangkauan tindakkan manusia.
Manusia sudah bergerak, mereka hanya perlu menyambungkan atau mengarahkan
proses-proses kejiwaannya kepada tujuan dan maksud tertentu.
·
Frasa
kunci berikutnya adalah cara-cara mengantisipasi kejadian-kejadian, yang
menunjukkan bahwa manusia menuntun tindakkan mereka berdasarkan prediksi
terhadap masa depan. Lebih tepatnya, pandangan kita saat ini tentang masa
depanlah yang membentuk tindakkan.
Kelly
menyatakan bahwa manusia dilemahkan bukan karena masa lalu melainkan karena
pandangannya tentang masa depan. Manusia terus “menjangkau masa depan lewat
jendela masa kini” (hlm. 49).
b) konsekuensi-konsekuensi pendukung
Untuk menguraikan teori konstrak pribadinya
lebih detail. Kelly mengusulkan 11 konsekuensi pendukung, yang kesemuanya dapat
disimpulkan dari postulat dasar itu sendiri.
1.
Kemiripan
Peristiwa-peristiwa
Tidak ada dua kejadian yang sama persis
namun, kita menafsirkan beberapa kejadian mirip agar bisa dipahami sebagai hal yang
sama. Kelly menyebut kemiripan peristiwa-peristiwa ini sebagai konsekuensi pengontraksian (construction corollary).
Konsekuensi pengontraksian didefinisikan sebagai “antisipasi terhadap kejadian-kejadian dengan memahami replikasinya (perulangannya)”.
Definisi ini menekankan pengertian bahwa manusia memahami atau
menginterprestasikan kejadian masa depan sesuai tema atau replikasi yang terus
berulang.
2.
Perbedaan-perbedaan
Manusia
“Manusia berbeda satu sama lain dalam konstraksi mereka terhadap
kejadian-kejadian”. Kelly menyebut perbedaan individual ini konsekuensi individualitas (individuality corollary). Karena manusia
memiliki gudang pengalaman yang berbeda-beda, mereka pun memahami peristiwa
yang sama secara berbeda.
3.
Hubungan
Konstrak-konstrak
Konsekuensi ketiga Kelly disebut konsekuensi
pengorganisasian (organization
corollary), menekankan hubungan antara konstrak dan kondisi di mana manusia
“bergerak sesuai karakternya demi
kenyamanan (mereka) dengan mengantisipasi kejadian-kejadian, sebuah sistem
konstraksi yang mencakup hubungan hierarkis di antara konstrak-konstrak”
(Kelly, 1955,56).
4.
Dikotomi
Konstrak-konstrak
Konsekuensi dikotomi (dichotomy corollary) menyatakan bahwa “sistem
konstrak I susun dari sejumlah konstrak dikotom”. Kelly menyatakan bahwa sebuah
konstrak terdiri atas proposisi ini-atau-itu(either-or)-
hitam atau putih, tidak ada abu-abu. Secara alamiah, benda-benda bukan
ini-atau-itu namun, kejadian alamiah memiliki makna setelah dilekatkan kepada
mereka oleh sistem konstrak pribadi manusia. Untuk bisa membentuk sebuah
konstrak, manusia harus sanggup melihat kemiripan di antara kejadian-kjadian,
selain juga sanggup mempertentangkan kejadian-kejadian itu dengan kutub yang
sebaliknya.
5.
Pilihan
Dikotomi-dikotomi
Jika manusia memahami kejadian dalam bentuk dikotomis, mereka akan
memiliki sejumlah plihan untuk mengikuti arah-arah alternative dan tindakkan.
Hal ini oleh Kelly diberi sebutan konsekuensi
pilihan (choice corollary),
dengan rumusan: manusia memilih bagi
dirinya sendiri sebuah alternative dalam bentuk konstrak dikotomis yang
melaluinya mereka dapat mengantisipasi kemungkinan bagi perluasan dan
pendefinisian konstrak-konstrak di masa depan.
6.
Jangkauan
Kesesuaian
Konsep Kelly tentang konsekuensi
jangkauan (range corollary)
menyatakan bahwa konstrak pribadi bersifat terbatas dan tidak relevan untuk
segala sesuatu, didefinisikan sebagai berikut: “Sebuah konstrak sesuai untuk mengantisipasi jangkauan tertentu
terhadap suatu kejadian”. Dengan kata lain, sebuah konstrak terbatas hanya
kepada jangkauan kesesuaian tertentu.
Konsekuensi jangkauan mendorong Kelly untuk membedakan antara konsep dan
konstrak. Konsep mencakup semua elemen yang memiliki sifat umum, menghilangkan
semua elemen yang tidak memiliki sifat tersebut.
7.
Pengalaman
dan Pembelajaran
Dasar dari teori konstrak pribadi adalah antisipasi terhadap
kejadian-kejadian. Kita memandang masa depan dan membuat tekanan-tekanan
tentang apa yang akan terjadi. Kemudian, saat kejadian semakin terpahami, kita
bisa mensahihkan konstrak yang sudah ada atau menstruktur-ulang
kejadian-kejadian tersebut agar cocok dengan pengalaman kita.
Penstrukturan-ulang kejadian-kejadian mendorong kita untuk belajar dari
pengalaman.
Konsekuensi
pengalaman (experience corollary) didefinisikan
sebagai:”Sistem konstrak pribadi beragam
sesuai cara manusia memahami secara berturut-turut replikasi kejadian-kejadian”.
Kelly menggunakan kata “berturut-turut” untuk menunjukkan bahwa kita memberi
perhatian hanya kepada satu hal di satu waktu. Pengalaman terdiri atas
pemahaman berturut-turut kejadian-kejadian. Namun kejadian sendiri bukan
penyusun pengalaman baru bermakna jika kita menganggapnya sudah mengubah hidup
kita.
8.
Adaptasi
terhadap Pengalaman
Kosekuensi modulasi (modulation
corollary) didefinisikan: “Variasi dalam sistem konstrak pribadi ditentukan
oleh kemampuan peresapanya, melauinya jangkauan kesesuaian varian-variannya
berbeda”. Konsekuensi ini mengikuti sekaligus mengembangkan konsekuensi
pengalaman. Dia mengasumsikan tataran di mana manusia merevisi
konstrak-konstrak mereka terkait derajat peresapan (permeability) dari konstrak
yang sudah ada. Sebuah konstrak dikatakan peresap jika elemen-elemen baru bisa
ditambahkan padanya. Konstrak yang sulit melakukan peresapan atau terlalu padat
sukar utuk bisa menerima elemen-elemen baru.
9.
Konstrak-Konstrak
yang Tidak Sesuai
Meskipun Kelly mengasumsikan stabilitas atau konsistensi menyeluruh
terhadap sistem konstrak pribadi namun, konsepnya tentang konsekuensi fragmentasi (fragmentation
corellary) justru mengakibatkan ketidaksesuaian elemen-elemen tertentu. “kita mungkin sudah berhasil menggunakan
beragam subsistem konstraktif yang sebenarnya tidak bersesuaian satu sama lain”.
10. Kemiripan-kemiripan di antara Manusia
Meskipun konsekuensi pendukung
yang kedua dari Kelly mengasumsikan perbedaan manusia satu sama lain namun,
konsepnya tentang konsekuensi keumumman
(commonality corollary) justru
mengasumsikan kemiripan di antara mereka. Difenisi ringkas konsekuensi keumuman
Kelly: “Apabila manusia menggunakan
sebuah konstraksi terhadap pengalaman yang mirip dengan yang digunakan orang
lain, maka proses-proses psikologis keduanya bisa dipastikan mirip juga”.
11. Proses-proses Sosial
“Manusia melekat kepada kelompok budaya yang sama bukan hanya karena
perilaku mereka sama, atau karena mereka mengharapkan hal-hal yang sama, tetapi
khususnya karena mereka memahami pengalaman dengan cara yang sama”
(Kelly,1955). Konsekuensi pendukung terakhir Kelly, konsekuensi kesosialan (sociality
corollary), bisa diringkas menjadi definisi berikut: ketika manusia dapat memahami secara akurat sistem keyakinan orang
lain, bisa jadi mereka juga berperan utama dalam proses-proses sosial yang
melibatkan orang-orang tersebut.
D. Aplikasi
Teori Konstrak Pribadi
Kelly mengembangkan rumus toeretisnya dari praktiknya
sebagai psikoterapis. Dia menghabiskan lebih dari 20 tahun melakukan terapi
sebelum menerbitkan The Psychology of Personal Construck pada tahun
1955.
a) Perkembangan
Abnormal
Menurut Kelly, manusia yang sehat secara psikologis
mensahihkan konstrak pribadinya terhadap pengalaman dengan dunia nyata.
Individu yang sehat bukan hanya mengantisipasi kejadian umum, juga sanggup
membuat penilaian yang tepat ketika hal – hal tertentu tidak berjalan seperti
yang diharapkan.
Pribadi yang tidak sehat, sebaliknya, mempertahankan
mati - matian konstrak pribadi yang sudah usang, takut mensahihkan kontrsak
baru yang bepotensi mengecewakan kenyamanan pandangan mereka saat ini tentang
dunia.
Kelly mendefinisikan gangguan sebagai “konstrak
pribadi yang digunakan berulang – ulang meskipun tidak pernah valid”.
Karena system konstraksi bersifat pribadi, Kelly merasa keberatan dengan
klasifikasi tradisional tentang abnormalitas.
Pribadi yang tidak sehat secara psikologis memiliki
system konstrak yang kompleks, sama seperti setiap orang yang lain. Namun
konstrak pribadi mereka sering kali gagal megetes peresapan lewat satu dari dua
cara ini: tidak mudah menyerap, atau terlalu fleksibel.
Meskipun Kelly tidak menggunakan label – label
tradisional untuk melukiskan psikopatologi namun, dia menemukan empat
unsur paling umum disebagian besar gangguan manusia: ancaman, rasa takut,
kecemasan, dan rasa bersalah.
Ancaman
Manusia mengalami ancaman
(threat) ketika memahami bahwa stabilitas konstrak dasar mereka mulai guncang.
Kelly mendefinisikan ancaman sebagai: “kesadaran terhadap perubahan
komprehensif yang nyata pada struktur – struktur inti kepribadiannya”.
Rasa
Takut
Dimata Kelly, ancaman melibatkan
perubahan komprehensif dalam struktur – struktur inti kepribadian. Sementara
itu, rasa takut (fear) lebih spesifik dan insidental.
Kecemasan
Kelly mendefinisikan kecemasan
(anxiety) sebagai:“kesadaran bahwa kejadian – kejadian yang harus dihadapi
terletak diluar jangkauan kesesuaian system konstraknya”. Kecemasan
patologis muncul saat konstrak pribadi yang tidak cocok tidak bisa ditoleransi
lagi sehingga system konstraksinya hancur.
Rasa
bersalah
Konsekuensi kesosialan Kelly
menyatakan bahwa manusia memahami peran inti yang memberi mereka rasa identitas
dalam lingkungan sosial. Namun jika peran inti itu lemah atau hancur, manusia
akan mengalami rasa bersalah. Kelly mengidentifikasi rasa bersalah (guilt)
sebagai “perasaan karena kehilangan struktur peran inti”. Artinya,
manusia merasa bersalah ketika bersikap dengan cara – cara yang tidak konsisten
dengan pengertian siapa dirinya.
b) Psikoterapi
Dimata Kelly, manusia seharusnya bebas untuk memilih
tindakan yang paling sesuai dengan perdiksi mereka tentang kejadian – kejadian.
Dalam terapi, pendekatan ini berarti mendorong klien, bukan terapis, untuk
memilih tujuan – tujuan. Klien adalah partisipan aktif dalam proses terapi, dan
peran terapis adalah membantu mereka mengubah system konstrak pribadinya
sehingga meningkatkan efisiensi prediksi.
Sebaga i teknik untuk mengubah konstrak kilen,
Kelly menggunakan prosedur yang disebut “terapi ketepatan peran”
(fixed-role therapy). Tujuan terapi ketepatan peran adalah membantu klien
mengubah pandangan mereka tentang hidup (konstrak pribadi) dengan melakukan
peran yang sudah ditentukan, awalnya dalam setting terapi yang relative aman,
baru kemudian dilingkungan luar terapi dimana mereka dapat memainkan peran
secara berkesinambungan selama beberapa minggu.
Terapi ketepatan peran tidak dimaksudkan untuk
memecahkan masalah – masalah spesifik atau memperbaiki konstrak – konstrak
lama. Inilah proses kreatif yang mengizinkan klien menemukan secara bertahap
aspek – aspek yang sebelumnya tersembunyi dalam diri mereka.
c) REP Test
Kelly mengembangkan teknik penilaiannya
sendiri – Role Construct Repertoy Test (disingkat Tes Rep). Sebagai
teknik penilaian, Tes Rep mungkin lebih berhubungan dengan teori kepribadian
dibandingkan tes kepribadian komprehensif lain. Tes Rep terdiri dari dua
prosedur :
(a)
Pengembangan daftar actual person (individu yang sebenarnya) yang
didasarkan kepada Role Title List.
(b)
Pengembangan konstruk yang didasarkan kepada perbandingan tritunggal
person. Pada prosedur pertama, subjek diberikan Role Title List atau daftar
peran (gambaran) yang dipercaya sebagai hal penting bagi semua orang.
Tujuan REP Test(Role construct repertory
Test) adalah menyingkap kan cara-cara manusia memahami orang-orang tertentu
yang berpengaruh penting dalam hidupnya. Subjek diberi daftar sejumlah tema
peran dan diminta menyebutkan siapa yang cocok dengan tema-tema peran tersebut
dengan menuliskan nama mereka di sebuah kartu.
Contoh Daftar Tema Peran yang Digunakan bagi
REP Test
1.
Seorang
guru yang anda sukai(atau guru mata pelajaran tertentu yang Anda sukai).
2.
Seorang
guru yang anda tidak sukai(atau guru mata pelajaran tertentu yang Anda tidak
sukai).
3.
Istri
atau kekasih Anda saat ini(bagi perempuan: suami atau kekasih saat ini).
4.
Majikan,
supervisor, atau pejabat dimana Anda bekerja di bawahnya dan Anda rasa sulit
untuk berhubungan dengan mereka(atau seorang yang dengannya Anda bekerja dalam
situasi yang tidak Anda sukai).
5.
Majikan,
supervisor, atau pejabat dimana Anda bekerja di bawahnya dan Anda rasa senang
untuk berhubungan dengan mereka(atau seorang yang dengannya Anda bekerja dalam
situasi yang Anda sukai).
6.
Ibu
Anda(atau seorang yang menjadi figur ibu bagi Anda).
7.
Ayah
Anda(atau seorang yang menjadi Figur ayah bagi Anda).
8.
Saudara
laki-laki yang paling sebaya dengan Anda(atau seseorang yang sudah seperti
saudara laki-laki Anda).
9.
Saudara
perempuan yang paling sebaya dengan Anda(atau seseorang yang sudah seperti
saudara perempuan Anda).
10. Seseorang yang bekerja dengan Anda dan yang
Anda rasa mudah menjalin hubungan dengannya.
11. Seseorang yang bekerja dengan Anda dan yang
Anda rasa sulit untuk dipahami.
12. Tetangga yang Anda rasa mudah menjalin
hubungan dengannya.
13. Tetangga yang Anda rasa sulit untuk dipahami.
14. Seorang teman laki-laki yang Anda kenal baik
ketika menjalani pendidikan SMA(atau ketika Anda berusia 16 tahunan).
15. Seorang teman perempuan yang Anda kenal baik
ketika menjalani pendidikan SMA(atau ketika Anda berusia 16 tahunan).
16. Seorang teman laki-laki yang Anda tidak sukai
ketika menjalani pendidikan SMA(atau ketika Anda berusia 16 tahunan).
17. Seorang teman perempuan yang Anda tidak sukai
ketika menjalani pendidikan SMA(atau ketika Anda berusia 16 tahunan).
18. Seorang yang sama jenis kelaminnya dengan
Anda, yang membuat Anda merasa nyaman ketika menjadikannya teman dalam sebuah
perjalanan.
19. Seorang yang sama jenis kelaminnya dengan
Anda, yang tidak begitu Anda sukai sebagai teman dalam sebuah perjalanan.
20. Seseorang yang kepadanya Anda dikenal
berteman dekat akhir-akhir ini yang tampaknya tidak begitu menyukai Anda.
Ada sejumlah REP Test dan rep-grid namun,
semuanya dirancang untuk menilai konstak pribadi. Selian itu, tes dapat juga
diberikan sebelum terapi dan kemudian diulangi lagi di akhir terapi. Kelly dan kolega-koleganya sudah menggunakan REP Test dalam
berbagai bentuk, dan tidak ada aturan penskoran baku yang harus ditaati. Karena
itulah realiabilitas dan validitas instrumen tidak begitu tinggi, dimana
kegunaannya sebagian besar tergantung pada kemampuan dan pengalaman
peneliti(Fransella & Bannister, 1977).
Kelebihan
dan kelemahan teori Kelly
Kelebihan :
Teori Kelly lebih menekankan proses kognitif
yaitu berpikir sebelum bertindak.
Kelemahan :
-Teori ini tidak begitu eksplisit menjelaskan
asal-usul konstrak terbentuk.
-Tidak terlalu membahas proses perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Feist,
J., dan Gregory J. Feist. 2008. Theories of Personality. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Ruswandi, Uus, Badrudin.
2010. Pengembangan Kepribadian Guru.
Bandung: CV. Insan Mandiri.
Yusuf, Samsu. 2008. Teori Kepribadian. Bandung:Rosda Karya
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/humanistik.html
0 comments