­
­

George Kelly's Theory

By Gusti Gina - Tuesday, April 08, 2014

  
 Pandangan Filsafat Kelly

George Kelly tidak menerima pandangan Skinner bahwa perilaku dibentuk semata – mata oleh lingkungan, yaitu realitas. Namun juga keberatan dengan fenomenologi ekstrem.  Kelly percaya bahwa alam semesta bersifat riil namun, pribadi yang berbeda akan memahaminya dengan cara yang berbeda. Karena itu konstrak pribadi (personal construck) manusia, atau cara menginterpretasikan dan menjelaskan peristiwa – peristiwa menjadi kunci untuk memprediksi perilaku mereka.
Teori konstrak pribadi tidak berusaha menjelaskan ke alam. Lebih tepatnya adalah teori tentang konstraksi manusia dalam menyikapai kejadian dan peristiwa: sebuah penyelidikan pribadi terhadap dunia yang dihadapinya.
a)      Pribadi sebagai Ilmuwan
Seperti semua orang lainnya (termasuk para ilmuwan), persepsi tentang realitas diwarnai oleh konstrak pribadi masing – masing. Dengan cara yang sama, semua orang mencari makna, melakukan pengamatan, merumuskan teori, membuat hipotesis, mengetes hipotesis yang masuk akal, dan mencapai kesimpulan dari eksperimen – eksperimen tersebut. Kesimpulan ini masih terbuka untuk dipertimbangkan ulang dan dirumuskan kembali. Kelly sangat berharap manusia secara individual dan kolektif akan menemukan cara terbaik untuk merestrukturisasi hidup mereka lewat pembayangan dan prediksi semacam ini.

b)      Ilmuan sebagi Pribadi
Kesimpulan seorang ilmuwan harus tetap ditanggapi dengan sikap skeptis, sama seperti kita ingin menggunakan suatu pendekatan untuk menganalisis perilaku. Setiap pengamatan ilmiah dapat dilihat dari berbagai perspektif.
Kelly menyajikan teorinya sebagai seperangkat gagasan yang berisi separuh-kebenaran dan sangat menyadari ketidakakuratan konstraksinya. Kelly berharap teorinya dapat dibuang dan digantikan oleh teori kepribadian lainnya yang lebih baik, mendorong para teoretisi baru untuk bisa merevisi teori – teori yang sudah ada.
c)       Alternativisme Konstraktif
Kelly mulai dari asumsi bahwa alam semesta sungguh – sungguh ada dan bahwa dia berfungsi sebagai suatu unit integral, dengan semua bagiannya berinteraksi secara tepat satu sama lain. Melengkapi asumsi dasar ini adalah konsep bahwa pikiran manusia juga nyata, dan bahwa manusia berjuang untuk memahami dunia mereka yang terus berubah.
Manusia selalu memiliki cara – cara alternative dalam memandang segala hal. Kelly mengatakan bahwa “semua interpretasi kita saat ini tentang alam semesta adalah tema utama yang harus terus direvisi bahkan diganti”. Asumsi ini disebut Kelly alternative konstraktif, dan menambahkan pada konsep tersebut dengan kata –kata “ peristiwa yang kita hadapi saat ini mengandung keragaman yang sebesar kemampuan kita memahaminya”. Kelly sepakat dengan Adler bahwa interpresati pribadi tentang kejadian – kejadian itu sendiri. Namun bertentangan dengan Adler, Kelly menekankan konsep bahwa interpretasi memiliki makna dalam dimensi waktu, dan apa yang valid pada sautu waktu bisa menjadi salah ketika dipahami secara berbeda pada waktu yang lain.
Manusia tidak selalu antusias menyabut ide – ide baru. Seperti ilmuwan pada umumnya dan teoretisi kepribadian pada khususnya, kita sering menemukan gangguan bagi restrukturisasi konsep, sehingga kita akan memilih untuk memegang ide – ide yang nyaman dan teori – teori yang sudah dikenal dengan baik.

Struktur Kepribadian
Teori kepribadian Kelly memiliki dasar terkait dengan pikiran individu (kognitif). Teorinya menekankan pada pendekatan idiographic dan orientasinya yang teleologis. Teori Kelly hampir mirip dengan teori individual Adler, bahwa manusia tidak diatur oleh realita, akan tetapi membuat tujuannya sendiri berdasarkan cara individu memaknai setiap peristiwa. Proses adaptasi dan penyesuaian dapat diprediksi melalui konstruk yang dimiliki oleh setiap individu. Proses kognitif merupakan pusat kepribadian individu, sedangkan emosi dan perilaku dipengaruhi oleh kognisi. Relasi sosial sebagai usaha individu untuk memahami konstruk personal individu lainnya. Intinya Kelly memandang manusia sebagai ilmuwan.
Pandangan Kelly tentang sains sangat berhubungan dengan pandangannya terhadap individu. Kelly merasa bahwa ilmuwan dan orang awam (misalnya, bukan ilmuwan dalam keseharian mereka) terlibat dalam tugas yang sama. Bagi Kelly, ciri utama kehidupan sehari-hari antara lain adalah upaya kita untuk mengembangkan ide yang memungkinkan kita untuk memprediksi peristiwa penting dalam kehidupan sehari-hari. Kita ingin dapat memprediksikan apakah kita akan, misalnya, lulus ujian yang akan datang, sukses mendapatkan pasangan, atau keluar dari kondisi depresi. Menurut Kelly dalam membuat prediksi ini kita bekerja seperti seorang ilmuwan, mengembangkan teori (“mungkin saya adalah jenis orang yang harus bekerja sama dengan teman ketika belajar untuk ujian”). Kemudian menguji hipotesis (kali ini saya akan menggunakan strategi berbeda untuk mengajaknya berkencan dan lihat apa yang akan terjadi”), dan kita mengembangkan bukti (“terakhir kali saya mencoba menghilangkan depresi dengan makan banyak-banyak, tetapi hal itu tidak berhasil”).
Variabel structural kunci dalam teori kepribadian Kelly adalah konstruk personal. Konstruk (construct) adalah konsep yang digunakan untuk menginterpretasikan, atau menerjemahkan peristiwa. Orang-orang menggunakan konsep ini untuk mengkategorisasikan peristiwa dan memetakan serangakaian perilaku. Orang-orang mengantisipasi peristiwa dengan meengobservasi pola dan regularitas. Seseorang merasakan peristiwa, menginterpretasikannya, menempatkan struktur dan makna peristiwa. Dalam mengalami peristiwa, individu menyadari bahwa beberapa peristiwa memiliki karakteristik yang membedakannya dengan peristiwa lain. Individu membedakan kemiripan dan kontras.
Menurut Kelly, paling tidak tiga elemen yang perlu untuk membentuk sebuah konstruk : dua dari elemen tersebut harus dipahami sebagai yang berbeda dari dua lain. Cara di mana dua elemen diterjemahkan sebagai yang mirip membentuk similiarity pole (kutub kemiripan) konstruk tersebut; cara di mana mereka berlawanan dengan eleman ketiga membentuk constract pole (kutub kontras) konstruk tersebut.

    Konstrak – Konstrak Pribadi

Filsafat Kelly berasumsi bahwa interpretasi manusia terhadap dunia yang satu dan selalu berubah melandasi pemahaman mereka tentang realitas. Semua orang terus menciptakan dunia mereka sendiri. Beberapa orang agak kaku dan jarang mengubah cara melihat segala hal. Mereka mengandalkan pandangan sebelum – sebelumnya tentang realitas meskipun dunia nyata sudah berubah.
Kelly menganggap orang – orang yang diluar dirinya, sering mengamati dunia lewat “pola – pola atau model transparan” yangs sudah mereka ciptakan untuk menghadapai realitas dunia. Mesikpun pola – pola atau model – model ini tidak selalu cocok secara akurat, tetap saja pola dan model transparan ini adalah cara untuk memahami dunia. Kelly menyebut semua pola dan model memahami duani sebagai “konstrak – konstrak pribadi”.
Konstrak pribadi adalah cara memahami dunia, memampukan manusia (dan hewan yang lebih rendah tarafnya) mengarahkan perilaku mereka entah dengan merumuskannya secara ekspilisit maupun melakukannya secara implicit, mengekspresikannya secara verbal maupun tanpa dikatakan, sesuatu yang konsisten dengan arah – arah perilaku lain ataupun tidak konsisten dengan perilaku lain ataupun tidak konsisten dengan perilaku apapun, dengan menalar secara intelektual maupun merasa secara vegetatif.
Konstrak pribadi adalah cara seseorang melihat bagaimana hal – hal (orang –orang) mirip dan berbeda dari hal – hal (orang – orang) lain. Entah dipersepsi dengan jelas atau dirasakan samara –samar, konstrak pribadi membentuk perilaku individu. Dengan banyak cara yang sama, semua orang berusaha mensahihkan konstrak – konstrak pribadinya. Mereka mencari model yang sesuai dan berusaha memperbaiki konstrak pribadinya itu. Penyempurnaan seperti ini tidak terelakkan karena jika manusia tidak menginvestasikan sesuatu bagi konstrak pribadinya, maka konstrak pribadi yang ketinggalan zaman itu akan memblokir jalannya sendiri untuk maju.
a)      Postulat Dasar
Teori konstrak pribadi dirumuskan dalam suatu postulat fundamental atau asumsi dasar. Postulat Kelly berbunyi “ proses – proses pribadi yang saling berkaitan secara psikologis, yang melaluinya manusia memilih cara – cara mengantisipasi kejadian – kejadian”. Dengan kata lain, perilaku (pikiran dan tindakan) diarahkan oleh cara mereka melihat masa depan.
Kelly menjelaskan asumsi fundamental ini dengan mengidentifikasi istilah – istilah kuncinya. Pertama, frasa proses – proses pribadi mengacu kepada makhluk manusia yang hidup, berubah, dan bergerak. Kelly memilih istilah saling berkaitan untuk menunjukkan manusia bergerak dengan sebuah arah lewat jalan-setapak atau saluran yang saling berjaringan.
Frasa kunci berikutnya adalah cara – cara mengantisipasi kejadian –kejadian, yang menujukkan bahwa manusia menuntun tindakan mereka berdasarkan prediksi terhadap masa depan.
Kelly (1955,1970) menjelaskan asumsi fundamental ini dengan mendefinisikan istilah-istilah kuncinya.
·         Pertama, frasa proses-proses pribadi mengacu kepada makhluk manusia yang hidup, berubah dan bergerak. Kelly tidak memaksudkan motif, kebutuhan, dorongan atau insting sebagai kekuatan yang melandasi motivasi. Hidup sendirilah yang menggerakkan seseorang.
·         Kelly memilih istilah saling berkaitan untuk menunjukkan manusia bergerak dengan sebuah arah lewat jalan-setapak atau saluran yang saling berjaringan. Jaringan ini fleksibel, bisa mendukung atau membatasi jangkauan tindakkan manusia. Manusia sudah bergerak, mereka hanya perlu menyambungkan atau mengarahkan proses-proses kejiwaannya kepada tujuan dan maksud tertentu.
·         Frasa kunci berikutnya adalah cara-cara mengantisipasi kejadian-kejadian, yang menunjukkan bahwa manusia menuntun tindakkan mereka berdasarkan prediksi terhadap masa depan. Lebih tepatnya, pandangan kita saat ini tentang masa depanlah yang membentuk tindakkan.
      Kelly menyatakan bahwa manusia dilemahkan bukan karena masa lalu melainkan karena pandangannya tentang masa depan. Manusia terus “menjangkau masa depan lewat jendela masa kini” (hlm. 49).
b) konsekuensi-konsekuensi pendukung
Untuk menguraikan teori konstrak pribadinya lebih detail. Kelly mengusulkan 11 konsekuensi pendukung, yang kesemuanya dapat disimpulkan dari postulat dasar itu sendiri.
1.      Kemiripan Peristiwa-peristiwa
Tidak ada dua kejadian yang sama persis namun, kita menafsirkan beberapa kejadian mirip agar bisa dipahami sebagai hal yang sama. Kelly menyebut kemiripan peristiwa-peristiwa ini sebagai konsekuensi pengontraksian (construction corollary).
           Konsekuensi pengontraksian didefinisikan sebagai “antisipasi terhadap kejadian-kejadian dengan memahami replikasinya (perulangannya)”. Definisi ini menekankan pengertian bahwa manusia memahami atau menginterprestasikan kejadian masa depan sesuai tema atau replikasi yang terus berulang.
2.      Perbedaan-perbedaan Manusia
        “Manusia berbeda satu sama lain dalam konstraksi mereka terhadap kejadian-kejadian”. Kelly menyebut perbedaan individual ini konsekuensi individualitas (individuality corollary). Karena manusia memiliki gudang pengalaman yang berbeda-beda, mereka pun memahami peristiwa yang sama secara berbeda.
3.      Hubungan Konstrak-konstrak
          Konsekuensi ketiga Kelly disebut konsekuensi pengorganisasian (organization corollary), menekankan hubungan antara konstrak dan kondisi di mana manusia “bergerak sesuai karakternya demi kenyamanan (mereka) dengan mengantisipasi kejadian-kejadian, sebuah sistem konstraksi yang mencakup hubungan hierarkis di antara konstrak-konstrak” (Kelly, 1955,56).
4.      Dikotomi Konstrak-konstrak
          Konsekuensi dikotomi (dichotomy corollary) menyatakan bahwa “sistem konstrak I susun dari sejumlah konstrak dikotom”. Kelly menyatakan bahwa sebuah konstrak terdiri atas proposisi ini-atau-itu(either-or)- hitam atau putih, tidak ada abu-abu. Secara alamiah, benda-benda bukan ini-atau-itu namun, kejadian alamiah memiliki makna setelah dilekatkan kepada mereka oleh sistem konstrak pribadi manusia. Untuk bisa membentuk sebuah konstrak, manusia harus sanggup melihat kemiripan di antara kejadian-kjadian, selain juga sanggup mempertentangkan kejadian-kejadian itu dengan kutub yang sebaliknya.
5.      Pilihan Dikotomi-dikotomi
           Jika manusia memahami kejadian dalam bentuk dikotomis, mereka akan memiliki sejumlah plihan untuk mengikuti arah-arah alternative dan tindakkan. Hal ini oleh Kelly diberi sebutan konsekuensi pilihan (choice corollary), dengan rumusan: manusia memilih bagi dirinya sendiri sebuah alternative dalam bentuk konstrak dikotomis yang melaluinya mereka dapat mengantisipasi kemungkinan bagi perluasan dan pendefinisian konstrak-konstrak di masa depan.

6.      Jangkauan Kesesuaian
               Konsep Kelly tentang konsekuensi jangkauan (range corollary) menyatakan bahwa konstrak pribadi bersifat terbatas dan tidak relevan untuk segala sesuatu, didefinisikan sebagai berikut: “Sebuah konstrak sesuai untuk mengantisipasi jangkauan tertentu terhadap suatu kejadian”. Dengan kata lain, sebuah konstrak terbatas hanya kepada jangkauan kesesuaian tertentu. Konsekuensi jangkauan mendorong Kelly untuk membedakan antara konsep dan konstrak. Konsep mencakup semua elemen yang memiliki sifat umum, menghilangkan semua elemen yang tidak memiliki sifat tersebut.
7.      Pengalaman dan Pembelajaran
             Dasar dari teori konstrak pribadi adalah antisipasi terhadap kejadian-kejadian. Kita memandang masa depan dan membuat tekanan-tekanan tentang apa yang akan terjadi. Kemudian, saat kejadian semakin terpahami, kita bisa mensahihkan konstrak yang sudah ada atau menstruktur-ulang kejadian-kejadian tersebut agar cocok dengan pengalaman kita. Penstrukturan-ulang kejadian-kejadian mendorong kita untuk belajar dari pengalaman.
Konsekuensi pengalaman (experience corollary) didefinisikan sebagai:”Sistem konstrak pribadi beragam sesuai cara manusia memahami secara berturut-turut replikasi kejadian-kejadian”. Kelly menggunakan kata “berturut-turut” untuk menunjukkan bahwa kita memberi perhatian hanya kepada satu hal di satu waktu. Pengalaman terdiri atas pemahaman berturut-turut kejadian-kejadian. Namun kejadian sendiri bukan penyusun pengalaman baru bermakna jika kita menganggapnya sudah mengubah hidup kita.

8.      Adaptasi terhadap Pengalaman
          Kosekuensi modulasi (modulation corollary) didefinisikan: “Variasi dalam sistem konstrak pribadi ditentukan oleh kemampuan peresapanya, melauinya jangkauan kesesuaian varian-variannya berbeda”. Konsekuensi ini mengikuti sekaligus mengembangkan konsekuensi pengalaman. Dia mengasumsikan tataran di mana manusia merevisi konstrak-konstrak mereka terkait derajat peresapan (permeability) dari konstrak yang sudah ada. Sebuah konstrak dikatakan peresap jika elemen-elemen baru bisa ditambahkan padanya. Konstrak yang sulit melakukan peresapan atau terlalu padat sukar utuk bisa menerima elemen-elemen baru.
9.      Konstrak-Konstrak yang Tidak Sesuai
            Meskipun Kelly mengasumsikan stabilitas atau konsistensi menyeluruh terhadap sistem konstrak pribadi namun, konsepnya tentang konsekuensi fragmentasi (fragmentation corellary) justru mengakibatkan ketidaksesuaian elemen-elemen tertentu. “kita mungkin sudah berhasil menggunakan beragam subsistem konstraktif yang sebenarnya tidak bersesuaian satu sama lain”.

10.  Kemiripan-kemiripan di antara Manusia
          Meskipun konsekuensi pendukung yang kedua dari Kelly mengasumsikan perbedaan manusia satu sama lain namun, konsepnya tentang konsekuensi keumumman (commonality corollary) justru mengasumsikan kemiripan di antara mereka. Difenisi ringkas konsekuensi keumuman Kelly: “Apabila manusia menggunakan sebuah konstraksi terhadap pengalaman yang mirip dengan yang digunakan orang lain, maka proses-proses psikologis keduanya bisa dipastikan mirip juga”.
11.  Proses-proses Sosial
          “Manusia melekat kepada kelompok budaya yang sama bukan hanya karena perilaku mereka sama, atau karena mereka mengharapkan hal-hal yang sama, tetapi khususnya karena mereka memahami pengalaman dengan cara yang sama” (Kelly,1955). Konsekuensi pendukung terakhir Kelly, konsekuensi kesosialan (sociality corollary), bisa diringkas menjadi definisi berikut: ketika manusia dapat memahami secara akurat sistem keyakinan orang lain, bisa jadi mereka juga berperan utama dalam proses-proses sosial yang melibatkan orang-orang tersebut.

D.          Aplikasi Teori Konstrak Pribadi

Kelly mengembangkan rumus toeretisnya dari praktiknya sebagai psikoterapis. Dia menghabiskan lebih dari 20 tahun melakukan terapi sebelum menerbitkan The Psychology of  Personal Construck pada tahun 1955. 


a)      Perkembangan Abnormal
Menurut Kelly, manusia yang sehat secara psikologis mensahihkan konstrak pribadinya terhadap pengalaman dengan dunia nyata. Individu yang sehat bukan hanya mengantisipasi kejadian umum, juga sanggup membuat penilaian yang tepat ketika hal – hal tertentu tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Pribadi yang tidak sehat, sebaliknya, mempertahankan mati - matian konstrak pribadi yang sudah usang, takut mensahihkan kontrsak baru yang bepotensi mengecewakan kenyamanan pandangan mereka saat ini tentang dunia.
Kelly mendefinisikan gangguan sebagai “konstrak pribadi yang digunakan berulang – ulang meskipun tidak pernah valid”. Karena system konstraksi bersifat pribadi, Kelly merasa keberatan dengan klasifikasi tradisional tentang abnormalitas.
Pribadi yang tidak sehat secara psikologis memiliki system konstrak yang kompleks, sama seperti setiap orang yang lain. Namun konstrak pribadi mereka sering kali gagal megetes peresapan lewat satu dari dua cara ini: tidak mudah menyerap, atau terlalu fleksibel.
Meskipun Kelly tidak menggunakan label – label tradisional untuk melukiskan psikopatologi namun, dia menemukan empat unsur paling umum disebagian besar gangguan manusia: ancaman, rasa takut, kecemasan, dan rasa bersalah.
         Ancaman
Manusia mengalami ancaman (threat) ketika memahami bahwa stabilitas konstrak dasar mereka mulai guncang. Kelly mendefinisikan ancaman sebagai: “kesadaran terhadap perubahan komprehensif yang nyata pada struktur – struktur inti kepribadiannya”.
         Rasa Takut
Dimata Kelly, ancaman melibatkan perubahan komprehensif dalam struktur – struktur inti kepribadian. Sementara itu, rasa takut (fear) lebih spesifik dan insidental.
         Kecemasan
Kelly mendefinisikan kecemasan (anxiety) sebagai:“kesadaran bahwa kejadian – kejadian yang harus dihadapi terletak diluar jangkauan kesesuaian system konstraknya”. Kecemasan patologis muncul saat konstrak pribadi yang tidak cocok tidak bisa ditoleransi lagi sehingga system konstraksinya hancur.
         Rasa bersalah
Konsekuensi kesosialan Kelly menyatakan bahwa manusia memahami peran inti yang memberi mereka rasa identitas dalam lingkungan sosial. Namun jika peran inti itu lemah atau hancur, manusia akan mengalami rasa bersalah. Kelly mengidentifikasi rasa bersalah (guilt) sebagai “perasaan karena kehilangan struktur peran inti”. Artinya, manusia merasa bersalah ketika bersikap dengan cara – cara yang tidak konsisten dengan pengertian siapa dirinya.

b)      Psikoterapi
Dimata Kelly, manusia seharusnya bebas untuk memilih tindakan yang paling sesuai dengan perdiksi mereka tentang kejadian – kejadian. Dalam terapi, pendekatan ini berarti mendorong klien, bukan terapis, untuk memilih tujuan – tujuan. Klien adalah partisipan aktif dalam proses terapi, dan peran terapis adalah membantu mereka mengubah system konstrak pribadinya sehingga meningkatkan efisiensi prediksi.
Sebaga i teknik untuk mengubah konstrak kilen, Kelly menggunakan prosedur yang disebut “terapi ketepatan peran” (fixed-role therapy). Tujuan terapi ketepatan peran adalah membantu klien mengubah pandangan mereka tentang hidup (konstrak pribadi) dengan melakukan peran yang sudah ditentukan, awalnya dalam setting terapi yang relative aman, baru kemudian dilingkungan luar terapi dimana mereka dapat memainkan peran secara berkesinambungan selama beberapa minggu.
Terapi ketepatan peran tidak dimaksudkan untuk memecahkan masalah – masalah spesifik atau memperbaiki konstrak – konstrak lama. Inilah proses kreatif yang mengizinkan klien menemukan secara bertahap aspek – aspek yang sebelumnya tersembunyi dalam diri mereka.

c)      REP Test
Kelly mengembangkan teknik penilaiannya sendiri – Role Construct Repertoy Test (disingkat Tes Rep). Sebagai teknik penilaian, Tes Rep mungkin lebih berhubungan dengan teori kepribadian dibandingkan tes kepribadian komprehensif lain. Tes Rep terdiri dari dua prosedur :
(a)  Pengembangan daftar actual person (individu yang sebenarnya) yang didasarkan kepada Role Title List.
(b)  Pengembangan konstruk yang didasarkan kepada perbandingan tritunggal person. Pada prosedur pertama, subjek diberikan Role Title List atau daftar peran (gambaran) yang dipercaya sebagai hal penting bagi semua orang.
Tujuan REP Test(Role construct repertory Test) adalah menyingkap kan cara-cara manusia memahami orang-orang tertentu yang berpengaruh penting dalam hidupnya. Subjek diberi daftar sejumlah tema peran dan diminta menyebutkan siapa yang cocok dengan tema-tema peran tersebut dengan menuliskan nama mereka di sebuah kartu.
Contoh Daftar Tema Peran yang Digunakan bagi REP Test
1.      Seorang guru yang anda sukai(atau guru mata pelajaran tertentu yang Anda sukai).
2.      Seorang guru yang anda tidak sukai(atau guru mata pelajaran tertentu yang Anda tidak sukai).
3.      Istri atau kekasih Anda saat ini(bagi perempuan: suami atau kekasih saat ini).
4.      Majikan, supervisor, atau pejabat dimana Anda bekerja di bawahnya dan Anda rasa sulit untuk berhubungan dengan mereka(atau seorang yang dengannya Anda bekerja dalam situasi yang tidak Anda sukai).
5.      Majikan, supervisor, atau pejabat dimana Anda bekerja di bawahnya dan Anda rasa senang untuk berhubungan dengan mereka(atau seorang yang dengannya Anda bekerja dalam situasi yang Anda sukai).
6.      Ibu Anda(atau seorang yang menjadi figur ibu bagi Anda).
7.      Ayah Anda(atau seorang yang menjadi Figur ayah bagi Anda).
8.      Saudara laki-laki yang paling sebaya dengan Anda(atau seseorang yang sudah seperti saudara laki-laki Anda).
9.      Saudara perempuan yang paling sebaya dengan Anda(atau seseorang yang sudah seperti saudara perempuan Anda).
10.  Seseorang yang bekerja dengan Anda dan yang Anda rasa mudah menjalin hubungan dengannya.
11.  Seseorang yang bekerja dengan Anda dan yang Anda rasa sulit untuk dipahami.
12.  Tetangga yang Anda rasa mudah menjalin hubungan dengannya.
13.  Tetangga yang Anda rasa sulit untuk dipahami.
14.  Seorang teman laki-laki yang Anda kenal baik ketika menjalani pendidikan SMA(atau ketika Anda berusia 16 tahunan).
15.  Seorang teman perempuan yang Anda kenal baik ketika menjalani pendidikan SMA(atau ketika Anda berusia 16 tahunan).
16.  Seorang teman laki-laki yang Anda tidak sukai ketika menjalani pendidikan SMA(atau ketika Anda berusia 16 tahunan).
17.  Seorang teman perempuan yang Anda tidak sukai ketika menjalani pendidikan SMA(atau ketika Anda berusia 16 tahunan).
18.  Seorang yang sama jenis kelaminnya dengan Anda, yang membuat Anda merasa nyaman ketika menjadikannya teman dalam sebuah perjalanan.
19.  Seorang yang sama jenis kelaminnya dengan Anda, yang tidak begitu Anda sukai sebagai teman dalam sebuah perjalanan.
20.  Seseorang yang kepadanya Anda dikenal berteman dekat akhir-akhir ini yang tampaknya tidak begitu menyukai Anda.
Ada sejumlah REP Test dan rep-grid namun, semuanya dirancang untuk menilai konstak pribadi. Selian itu, tes dapat juga diberikan sebelum terapi dan kemudian diulangi lagi di akhir terapi. Kelly dan kolega-koleganya sudah menggunakan REP Test dalam berbagai bentuk, dan tidak ada aturan penskoran baku yang harus ditaati. Karena itulah realiabilitas dan validitas instrumen tidak begitu tinggi, dimana kegunaannya sebagian besar tergantung pada kemampuan dan pengalaman peneliti(Fransella & Bannister, 1977).

Kelebihan dan kelemahan teori Kelly
Kelebihan :
Teori Kelly lebih menekankan proses kognitif yaitu berpikir sebelum bertindak.
Kelemahan :
-Teori ini tidak begitu eksplisit menjelaskan asal-usul konstrak terbentuk.
-Tidak terlalu membahas proses perkembangan.



DAFTAR PUSTAKA



Feist, J., dan Gregory J. Feist. 2008. Theories of Personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ruswandi, Uus, Badrudin. 2010. Pengembangan Kepribadian Guru. Bandung: CV. Insan Mandiri. 
Yusuf, Samsu. 2008. Teori Kepribadian. Bandung:Rosda Karya 
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/humanistik.html



  • Share:

You Might Also Like

0 comments