­
­

Pelecehan Seksual JIS, Ibaratnya Hanya Secuil Selai

By Gusti Gina - Saturday, April 26, 2014

Lagi heboh banget ni ya kasus JIS. Inilah potret kehidupan yang selama ini luput dari perhatian kita yang kini meledak. Banyak kok kasus lain yang serupa. Kenapa JIS yang menjadi sorotan? Why? Karena ini adlaha lembaga internasional, sehinggga lebih menarik perhatian publik. Padahal disisi lain, ada banyak kasus hal serupa banyak anak yang menjadi korban pencabulan.

Apa sih penyebabnya?
Manusia pada dsarnya memiliki insting seks, yaitu hasrat untuk pemenuhan kebutuhan biologisnya. Nah, hal ini tidak selalu normal dan sama merata pada setiap manusia. Hal ini mengingat banyak nya jumlah manusia dan keberagaman kepribadian. Pelaku mungkin saja memiliki gangguan, kelaianan, atau bahkan penyakit yang menganggu kesehatan jiwanya. Ironis memang, tetapi sebaiknya kita berusaha untuk tidak menjudge mereka habis-habisan. Berupayalah untuk memandang suatu masalah dari berbagai sisi, termasuk dari sudut pandang pelaku.

Pelaku mungkin saja memiliki habit yang kurang baik, misalnya kehidupannya dekat dengan dunia yang berbau porno. Teknologi makin canggih, dapat hampir dipastikan semua cowok menyukai hal-hal yang berbau seks. Namun, tergantung bagaimana regulasi diri (pengontrolan diri) individu saja lagi dalam menyikapi hal tersebut. Bagi mereka yang tidak dapat mengelak dorongan mereka, tentunya akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dan bagi mereka yang dapat menegendalikan secara positif, semuanya akan baik-baik saja. Ketika dorongan seksnya meninggi, dia bisa saja mencari kesibukan untuk memindahkan dorongan tersebut, misalnya olahraga dan menyibukkan diri.

Dari sisi korban, coba lihat lagi apa sih yang bikin anak diem aja digituin sama orang tua. Pada dasarnya, anak-anak itu polos, sehingga dia masih belum bisa berpikir secara sempurna. Pengetahuannya terhadap hal boleh-tidak boleh, bahaya-tidak, dan sebagainya memang masih minim. Selain itu, kondisi keluarga juga sangat menentukan perkembangan anak. Maka bagi orang tua, sayangi anak kalian, selalu anak kalian. Dekati mereka secara lebih mendalam, yang dibutuhkan mereka tidak hanya uang. Kontrol sosial sangat diperlukan dalam sebuah keluarga, agar balance dalam suatu sistem sosial terjaga dan tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan sosial.

Ada orang terdekat saya sewaktu kecil telah mengalami pelecehan seksual, yang dilakukan oleh pamannya sendiri. Namun semua itu baru terkuak setelah 11 tahun, itu pun karena nya ada desakan dia untuk mengaku. Pelecehan seksual pada anak memiliki dampak yang serius, bagi emosinya, mentalnya, kepribadiannya, bahkan moralnya. Sebut saja orang yang saya bicarakan ini adalah R. R telah mengalami beberapa kali pelecehan seksual, dia mengaku tiodak berani bicara pada orang tuanya dikarenakan takut itu salah, takut dimarahi, dan takut di kira BERBOHONG. Nah inilah yang menjadi kebanyak alasan anak kecil kenapa dia nggak ngomong.

Semakin lama R semakin merasa ketakutan. Dia mulai beranjak dewasa, dan mulai mengetahui pentingnya arti keperawanan. Namun sayang, dia sudah tidak memiliki keperawanannya lagi, itu sudah lama hilang. R merasa tidak ada gunanya menjadi gadis baik-baik, lebih baik menikmati hidup. Dia mulai bergaul sana sini, mulai menjalin cinta ke sana ke mari, dan semua itu menurutnya adalah jalan yang pantas yang ia jalani.

Perhatian terhadap anak sangat diperlukan, oleh karena itu jangan dianggap enteng hal tersebut. Jadilah pelindung bagi anak, bukan bagi predator bagi mereka.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments