![]() |
Psychology |
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani.Psikologi
sendiri sebenarnya telah dikenal sejak jaman Aristoteles sebagai ilmu
jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup ( levens beginsel). Aristoteles
memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala
kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap
makhluk hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah
psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan
mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
Sejarah perkembangan psikologi dimulai saat Psikologi masih bersatu
dan menjadi bagian dari Filsafat. Banyak para ahli menulis bahwa sejarah
perkembangan Psikologi dimulai dengan munculnya pandangan tentang jiwa
dan manusia dari trio filosof besar zaman Yunani Kuno, yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles. Namun Benjafiled (1996) dalam bukunya A History of Psychology menulis bahwa sejarah Psikologi dimulai saat munculnya teori tentang jiwa yang ditinjau berdasarkan pandangan matematis oleh Pythagoras
(572 – 497 SM). Masa-masa berikutnya, Psikologi terus berkembang hingga
pada tahun 1879, Psikologi resmi lahir sebagai ilmu yang berdiri
sendiri dan terpisah dari filsafat. Lahirnya ilmu ini dipelopori oleh Wilhelm Wundt
(1832-1920) yang mendirikan laboratorium Leipzig di Jerman, yang
merupakan laboratorium pertama yang mempelajari tentang tingkah laku
manusia (Benson dan Grove, 2001 : 25). Perkembangan Psikologi
selanjutnya ditandai dengan hadirnya ilmuwan-ilmuwan psikologi dengan
berbagai aliran dan teori-teori yang dihasilkannya, hingga pada akhirnya
Psikologi mampu menjadi suatu disiplin ilmu.
Perkembangan Psikologi sebagai Ilmu mandiri
1. Psikologi Fisiologis
Fisiologi dipelopori oleh Johannes Muller di Berlin, Marshal Hall di London, dan Pierre Flourens
di Paris. Mereka mempelajari tentang fungsi otak dan pengaruhnya
terhadap tingkah laku manusia , dan mencoba menentukan letak
daerah-daerah khusus dan mengembangkan “metode klinis” degan meneliti
kerusakan otak menusia terganggu tingkah lakunya. Gustav Fritsch dan Eduard Hitzig
(1870) meneliti tentang efek aliran listrik berdaya lemah, yang
dialirkan pada bagian otak tertentu kemudian dilihat efeknya terhadap
perilaku.
2. Psikologi Eksperimental
Perjalanan sejarah perkembangan Psikologi tidak terlepas dari peran
besar para ahli Psikologi di Jerman, hingga kemudian jerman dkatakan
sebagai Ibu Psikologi. Tahun 1879, Wilhelm Wundt (1832-1920) bersama para asistennya yaitu Helmholtz, Weber, dab Fechner
mendirikan sebuah laboratorium pertama yang mempelajari tentang tingkah
laku manusia di Lipzig, Jerman, yang kemudian menandai lahirnya
Psikologi sebagai ilmu yang mandiri, terpisah dari filsafat dan ilmu
alam. Wundt adalah orang pertama yang mengenalkan istilah “Psikologi Eksperimental” dan mensosialisasikan ajaran instrospeksi, yaitu pemeriksaan keadaan mental diri sendiri. Ajaran Wundt banyak berpengaruh pada ahli-ahli Psikologi, seperti Ebbinghaus, Muller, Brentano, Stumpf, dan Kulpe.
3. Psikologi Strukturalisme
Tahun 1893, Edrward Titchener 91867-1927), seorang murid Wundt yang sangat terkenal, mengembangkan Psikologi di Amerika Serikat dengan mendirikan Laboratorium di Cornell. Titshener mengaku bahwa meskipun ia adalah pengikut Wundt
yang setia namun ia mengembangkan suatu pendekatan tersendiri.
Pandanagan strukrualisme-nya berdasarkan pada hasil inrospeksi dan
bersifat mekanistik, yaitu memilakh pengalaman manjadi unsure-unsur yang
hanya memiliki makna bila bersatu (yang kemudian disetujui oleh para
penganut gestalt). Struktualis juga mempermasalahkan tentang
“apa” dan “di mana”dan menolak adanya Psikologi terapan. Aliran ini
bertahanb hingga 25 tahun dan berakhir ketika Titchener wafat(Benson & Grove, 2001 : 42-43).
4. Psikologi Fungsionalisme
Muncul kemudian suatu pandangan yang bertentangan denagn
struktualisme, yaitu Fungsionalisme. Titik berat pandangan ini adalah
pada cara berjalannya fungsi otak, yang dialtarbelakangi oleh konsep
kesadaran dari Darwin dan Galton, serta Herbert Spencer
(1820-1903). Fungsionalisme mempermasalahkan tentang “bagaimana” dan
“mengapa” dan mencoba untuk menreapkan Psikologi dalam kehidupan
sehari-hari. Fungsionalisme dipelopori oleh William James (1842-1910), Jonh Dewey (1859-1952), James Angel (1869-1949) dan Harvey Carr (1873-1954) (Benson & Grove, 2001 : 42-46).
5. Psikoanalisis
Aliran Psikodinamika (1896) yang berarti “jiwa yang aktif”, dipelopori oleh Sigmund Freud
(1856-1939). Aliran ini pada pelaksanaannya sering menerapkan teori
psikoanalisis sehingga kemudian banyak orang menyebutnya sebagai aliran
Psikoanalisis. Istilah Psikoanalisis pertama kali digunkan oleh Freud. Istilah ini menggambarkan berbagai teori dan teknik yang digunakan untuk mencari dan menyebuhkan masalah mental manusia.
6. Behaviorisme
Aliran Behaviorisme berakar dari pemikiran filosofis tentang
asosiasinisme yang mempelajari cara pikiran saling berhubungan dan
mencoba untuk menemukan “hukum” yang menggambarkan dan menjelaskan
tingkah laku (Benson & Grove, 2001 : 60). Pokok ajaran behaviorisme
adalah mengenai tingkah laku tanpa mengkaitkannya degnan konsep
kesadaran atau mentalitas.
7. Paikologi Gestalt
Psikologi Gestalt mengkaji masalah tingkah laku dan pengalaman
sebagai kesataun totalitas. Ajarannya menyatakan bahwa melihat
keseluruhan jauh lebih berarti daripada melihat bagian per bagian.
Konstribusi terbesar dari aliran ini adalah di bidang persepsi dan
belajar. Pemikir utama aliran ini adalah Max Wertheimer (1880-1943), Wolfgang Kohler (1887-1967), dan Kurt Koffka (1886-1941) (Chaplin, 1997 : 208).
8. Humanistik
Psikologi Humanistik berkembang dari fenomenologi. Aliran ini
mengkaji masalah kesehatan mental, dengan segala atribut positifnya,
seperti kebahagiaan, kesenangan, kegembiraan, kebaikan, kasih saying,
berbagi dan kedermawanan. Aliran ini banyak dikembangkan oleh Abraham Maslow (1908-1970) yang sangat terkenal dengan teori aktualisasi diri dan hierarki kebutuhan ; dan Carl Rogers (1902-1987) yang banyak membahas mengenai kepribadian yang sehat. (Benson & Grove, 2001 : 107-114).
Psikologi Masa Kini
Perkembangan Psikologi dewasa ini diwarnai dengan semakin luasnya
bidang kajian Psikologi hingga muncul “cabang-cabang” baru dalam ilmu
ini. Di antaranya Psikologi Islami (atau ada yang menyebut Psikologi
Islam), yang mencoba mengkaji Psikologi dengan landasan dan orientasi
nilai-nilai Islam (Ancok dan Soeroso, 2001 : 139). Benson & Grove
(2001) mencatat dua bagian baru dari Psikologi yang akihir-akhir ini
sangat berpengaruh, yaitu Psikologi Kognitif dan Psikologi Kesehatan.
Psikologi Kognitif yang sering disebut sebagai ilmu kognitif,
dipandang mampu menyelsaikan masalah dengan menerapkan hasil
penelitiannya pada pemecahan masalah. Psikologi kesehatan merupakan
penggunaan Psikologi yang relative masih baru bila dibandingkan dengan
bagian-bagian Psikologi yang lain, terutama dalam bagian Psikologi
Individual. Penggunaan yang terkait dalam hal ini adalah munculnya
Psikologi Olahraga yang berisi motivasi, konsep diri, dan dinamika
kelompok (Benson & Grove, 2001, : 168).
0 comments