Mahasiswa
merupakan generasi muda yang kritis dan peduli, bahkan sering disebut sebagai
penyambung lidah masyarakat. Banyak aksi dalam menyikapi kebijakan dan situasi
pemerintah mereka lakukan atas nama rakyat. Suara rakyat adalah suara Tuhan,
itulah demokrasi. Namun pada zaman sekarang, suara rakyat telah bergeser
menjadi suara partai dan kaum-kaum tertentu. Dalam hal inilah mahasiswa
diharapkan lebih kritis terhadap dunia politik di negeri sendiri.
Proses
pemilu tinggal menghitung hari. Pemilu juga menjadi sorotan mahasiswa karena
usia mereka sekarang sudah cukup untuk memilih siapa yang menjadi wakil rakyat.
Tapi siapkah mahasiswa memilih terutama bagi pemilih pemula? Di sinilah momen
mereka untuk menjawab kegelisahan rakyat Indonesia. Oleh karena itu, kontribusi
mahasiswa dalam pemilu sangat dibutuhkan.
Menjelang
pemilu mendatang, tentunya sangat
penting memahami maksud dan tujuan pemilu sebagai landasan demokrasi. Mahasiswa
merupakan golongan pemilih cerdas. Mahasiswa perlu memberikan pengaruh positif
bagi masyarakat lain yang kesadaran politiknya masih kurang. Berkaitan dengan
mekanisme pemerintahan, mahasiswa sekiranya dapat lebih memahami mengenai
politik. Dalam lingkup kampus pun mahasiswa telah menjalankan roda pemerintahan
meski dalam lingkup yang lebih sederhana dari negara.
Pemilu
sendiri sebenarnya juga dilakukan mahasiswa. Pada 1 April kemarin Fakultas
Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat mengadakan pemilu calon ketua dan
wakil ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan anggota BLM (Badan Legislatif
Mahasiswa). Tentunya dari hal itu mereka dapat belajar bagaimana mekanisme
pemilu dalam demokrasi. Namun sayangnya, masih saja ditemukan mahasiswa yang
golput. Hal tersebut dikarenakan kesadaran dan pengetahuan mahasiswa terhadap
proses demokrasi tersebut masih masih minim.
Dengan
selesainya pemilu ketua dan wakil ketua BEM dan keanggotaan BLM kemarin
diharapkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat dapat
memaknai dari pemilu sebagai proses demokrasi. Hasil pemilu juga telah
diumumkan, pasangan urut 1 memenangkan pemilu kali ini. Maman Saputra dan Eko
Anugerah adalah ketua dan wakil ketua BEM periode 2014/2015 Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat.
Sebagai
kaum yang berpendidikan, mahasiswa sebaiknya jeli dalam menentukan pilihan
siapa yang akan mereka pilih. Berpikir kritis dari fakta yang ada merupakan
keharusan bagi mereka, itulah yang membedakan mahasiswa dengan masyarakat awam.
Banyak kampanye yang diadakan oleh berbagai partai hanya sebagai sarana hiburan
semata. Mereka mengadakan acara konser dengan penyanyi yang berpakaian minim
yang berlenggok sana sini dan mengajak masyarakat hura-hura. Dalam hal tersebut
yang patut dipertanyakan apa nilai yang dapat diambil dari acara tersebut?
Tidak
hanya lewat hiburan, para calon wakil rakyat juga pandai dalam menarik simpati
masyarakat. Hanya dengan menawarkan selembar uang biru mereka dapat membeli
suara rakyat. Kalangan ekonomi menengah kebawah biasanya menjadi sasaran empuk
bagi mereka. Mereka memahami pola pikir rakyat yang berada pada ekonomi
menengah ke bawah uang adalah kebutuhan dasar mereka. Namun tidak berarti semua
kalangan tersebut suaranya dapat dibeli dengan kertas biru. Ada sebagian dari
mereka yang dapat berpikir kritis terhadap politik dan masih ada kok
caleg yang dapat diandalkan.
0 comments