Review Jurnal : Konsep Diri Remaja : Psikologi Sosial
By Gusti Gina - Tuesday, February 25, 2014
REVIEW JURNAL
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN
KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Sosial II
Dosen pengampu :
Neka Erlyani, M.Psi
Oleh :
Rizky Amelia
Gusti
Gina Madinatul Munawarni (I1C113080)
Roosyida
Putri Sekar Wangi
Octafia Bella
Aulia Elma Rabbika
Raras Ayu Perwita Sari
Ary Saputra
PROGRAM
STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
2013
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik,
dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan review jurnal ini dalam bentuk
dan isinya yang sederhana. Semoga review ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Review ini disusun dalam rangka untuk melaksanakan tugas dari dosen kami Neka
Erlyani, M.Psi, mata kuliah Psikologi Sosial
II.
Harapan kami semoga review ini dapat
membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca, review ini kami akui masih
banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami miliki sangat kurang. Oleh
karena itu jika ada kesalahan dan kekurangan kami mohon maaf.
Banjarbaru, Februari 2014
Kelompok 1
Daftar Isi
KATA
PENGANTAR.....................................................................................................
|
i
|
|
DAFTAR ISI
..................................................................................................................
|
ii
|
|
I
|
PENDAHULUAN
|
|
1.1 Latar
Belakang
..................................................................................................
|
1
|
|
II
|
Review Jurnal
|
|
2.1 Identitas
Jurnal……..........................................................................................
|
3
|
|
2.2
Ringkasan
Jurnal..............................................................................................
|
15
|
|
2.4 Kesimpulan
......................................................................................................
|
22
|
|
2.5 Kritik
dan
Saran................................................................................................
|
17
|
|
Lampiran Jurnal ...............................................................................................................
|
26
|
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kami memilih jurnal dengan judul “Hubungan Antara Konsep
Diri dengan Kecerdasan Emosional pada Remaja” karena menyesuaikan dengan tema
yang diberikan oleh dosen pengampun pada kelompok 1, yaitu Teori tentang
Diri(Self). Teori tentang diri(self) menyangkut beberapa sub-pokok yakni,
konsep diri. Regulasi diri, presentasi diri. Diri sangat menentukan kehidupan
individu, karena diri ibarat suatu sistem kepribadian individu. Sebagai remaja,
memiliki diri yang positif sangat diharapkan untuk menjalani kehidupan dengan
teratur dan dimasa remaja inilah pondasi kehidupan untuk selanjutnya.
Kecerdasan emosional harus dimiliki setiap remaja karena dengan memiliki
kecerdasan emosional yang bagus, tentu saja kita dapat berpikir, bersikap, dan
bertindak dengan dewasa.
II. Review
Jurnal
1. Identitas
Jurnal
Judul : Hubungan Antara Konsep
Diri dengan Kecerdasan Emosional pada Remaja
Penulis : Ika Fauziah Nur dan
Agustina Ekasari
Jurnal
Soul, Vol. 1 , No. 2, September 2008
2.
Ringkasan Jurnal
2.1.
Pendahuluan
Remaja merupakan periode transisi atau
masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan
biologis dan psikologis. Biologis ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya seks
primer dan seks sekunder, sedangkan psikologis di-tandai dengan sikap perasaan,
keinginan, dan emosi yang labil atau tidak menentu. Di masa peralihan ini, banyak kendala yang akan
dihadapi remaja akibat berbagai perubahan seperti perubahan fisik, sosial,
emosi-onal, dan lain-lain, yang semua itu dapat menimbulkan rasa cemas dan
ketidaknyamanan. Akibatnya, masa ini disebut juga sebagai masa yang penuh
dengan badai dan tekanan, karena remaja harus belajar ber-adaptasi dan menerima
semua perubahan yang seringkali me-nyebabkan pergolakan emosi dalam dirinya. Kecerdasan
emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri,
ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi, serta mengatur
keadaan jiwa.
2.2.
Permasalahan
Apakah terdapat hubungan antara konsep
diri dengan kecerdasan emosional pada remaja?
2.3.
Tinjauan Pustaka
a. Konsep
Diri
Konsep
diri adalah gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya, yang merupakan
gabungan dari keyakinan yang dimiliki orang tentang diri mereka sendiri,
seperti karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi, dan
prestasi (Hurlock, 1990:58). Konsep diri menurut Agustiani (2006:138) merupakan
gambaran yang dimiliki sese-orang tentang dirinya yang dibentuk melalui
pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep
diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang
terus menerus dan terdiferensiasi. Dalam teorinya, Carl Rogers juga menyebutkan
bahwa konsep diri dengan kata lain disebut diri(self).
b. Komponen
Diri
1. Diri
Ideal (Self Ideal)
Diri ideal merupakan gambaran dari sosok
seseorang yang sangat dikagumi.
2. Citra
Diri (Self Image)
Adalah cara individu melihat diri sendiri dan berpikir mengenai diri
individu sekarang/saat ini.
3. Harga
Diri (Self Esteem)
Adalah komponen yang bersifat emosional
dan merupakan komponen yang paling penting dalam menentukan sikap dan
kepribadian seseorang.
c. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Konsep Diri
1. Pola
Asuh Orangtua
2.
Kegagalan
3.
Depresi
4.
Kritik Internal
2. Kecerdasan
Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan
merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi
sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. Emosi adalah bahan bakar yang tidak
tergantikan bagi otak agar mampu melakukan penalaran yang tinggi. Emosi
menyulut kreativitas, kola-borasi,
inisiatif, dan transformasi, sedangkan penalaran logis berfungsi untuk
mengantisipasi dorongan-dorongan keliru, untuk kemudian menyelaraskannya dengan
proses ke-hidupan dengan sentuhan manusiawi (Cooper dan Sawaf, dalam Ginanjar,
2005:280).
3. Komponen
Kecerdasan Emosional
1.
Mengenali emosi diri.
2.
Mengelola Emosi.
3.
Memotivasi Diri.
4.
Mengenali Emosi Orang Lain.
5.
Membina Hubungan dengan Orang Lain.
4. Remaja
Remaja adalah masa penghubung atau masa
peralihan antara masa kanak-kanak dengan
masa dewasa, dimana pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan
esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rokhaniah dan jasmani-ah, terutama
fungsi seksual (Kartono, 1995:148).
5. Tugas-Tugas
Perkembangan Remaja
Menurut Havighurst (dalam Mini,
2006:12-14) tugas-tugas per-kembangan remaja secara ringkas dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Mampu membina
hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin.
2. Mencapai peran maskulin dan feminin.
3. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakan
tubuh secara efektif.
4. Mencapai ketidaktergantungan emosi dengan orangtua dan
orang dewasa lainnya.
5. Persiapan menikah dan kehidupan berkeluarga.
6. Persiapan karir ekonomi.
7. Mempunyai satu set
nilai dan sistem etika sebagai pedoman tingkah
laku serta mengembang-kan ideologi.
8. Mencapai tingkah laku sosial yang bertanggung jawab.
2.4.
Hubungan antara Konsep Diri dengan
Kecerdasan Emosional pada Remaja
Masa remaja adalah masa
dimana seseorang mencoba menyusun puzzle
diri sendiri. Kepingan-kepingan
puzzle itu antara lain
penampilan, kecerdasan, kepribadian, dan keterampilan-keterampilan lain-nya
sehingga terbentuk apa yang dinamakan konsep diri. Remaja yang memiliki konsep
diri positif, akan sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan
berbagai dorongan dan keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih
sampai bahagia, dari perasaan kekecewaan yang mendalam sampai kepuasan yang
mendalam pula, dengan kata lain, remaja tersebut mampu mengenali emosinya
dengan baik, sehingga dapat dikatakan remaja tersebut memiliki kecerdasan emosional
yang baik (Hamachek, dalam Rakhmat, 2001:106). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dengan kosep diri yang positif (baik) remaja memiliki kecerdasan emosional yang
tingi.
3.
Metode Penelitian
a.
Teknik
Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah simple random sampling
(sampel acak sederhana) yaitu cara pengambilan sampel dari anggota
populasi yang dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.
b.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah
Menengah Atas Negeri 2 Tambun Selatan kelas 12 sebanyak 70 orang (sampel) dari
405 siswa (populasi)
c.
Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan statistik parametrik, yaitu pengujian parameter
populasi yang merupakan data yang diperoleh dari sampel dengan menetapkan
syarat-syarat tertentu (Siegel, 1997:38)
d.
Instrumen Penelitian
Instrumen/alat pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan pedoman angket yang disusun berdasarkan skala Likert.
Pertama, angket mengenai konsep diri yang merupakan variabel bebas (X). Adapun
angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Tennessee Self Concept
Scale (TSCS) terjemahan Nurhidayah
(1996) yang disusun dan dikembangkan oleh Fitts (1965). Skala ini terdiri dari
90 butir pernyataan. Kedua, yaitu skala
kecerdasan emosioal yang me-rupakan variabel terikat (Y), dimana angket ini mengungkap lima
komponen kecerdasan emosional Goleman (1998). Angket ini berisi 50 butir
pernyataan.
e.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
korelasi product moment untuk melihat
hubungan antara konsep diri dengan kecerdasan emosional. Seluruh uji statistik
ini dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution) 12.00 for windows.
4.
Hasil Penelitian
Dari
penilitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup
erat antara konsep diri dengan
kecerdasan emosional. Koefisien korelasi bertanda positif artinya hubungan
konsep diri dengan kecerdasan emosional searah, sehingga semakin tinggi
(positif) konsep diri seseorang maka akan semakin tinggi kecerdasan
emosionalnya, sebaliknya semakin rendah (negatif) konsep diri seseorang
maka
akan semakin rendah kecerdasan emosionalnya.
5.
Pembahasan
Konsep
diri merupakan hal yang penting dalam kehidupan remaja karena konsep diri akan
menentukan bagaimana seseorang berperilaku yang akan menampilkan “diri” dia
dilingkungan sosialnya. Pada masa anak akhir, konsep diri yang terbentuk sudah agak stabil, tetapi
ketika seorang anak memasuki masa remaja, terjadi perubahan drastis pada konsep
dirinya. Hal ini dikarenakan remaja menghadapi banyak kendala akibat berbagai perubahan, seperti perubahan fisik, sosial, emosi, dan lain.
Faktor
lain yang memberikan pengaruh besar terhadap kecerdasan emosional remaja adalah
faktor lingkungan. Lingkungan keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang
sangat penting bagi perkembangan kecerdasan
emosional anak. Kebahagiaan ini diperoleh apabila keluarga dapat
memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan mengembangkan hubungan
yang baik di antara anggota keluarganya.
Lingkungan
sekolah memiliki pengaruh terhadap proses perkembangan dan masa depan siswa
serta memberikan pengaruh terhadap perkembangan kecerdasan emosional siswa
(remaja), hal ini dikarenakan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program
bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan
potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional,
maupun sosial (Yusuf, 2005:54).
Lingkungan
teman sebaya memberikan pengaruh lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh
lainnya. Seiring dengan perkembangan
kematangan diri, remaja akan mencari identitas dirinya melalui bergabung dengan
kelompok sebaya baik sesama jenis/lain jenis.
6.
Kesimpulan
Jadi
dari uraian dipembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional
pada remaja tidak hanya dipengaruhi oleh konsep diri saja, tetapi dipengaruhi
juga oleh faktor lingkungan, khususnya lingkungan teman sebaya mereka. Hal ini
dikarenakan remaja lebih banyak
menghabiskan waktu diluar rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai
anggota kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh lingkungan teman
sebaya lebih besar daripada pengaruh lingkungan lainnya (Hurlock, 1980:213).
7.
Saran
Terakhir,
saran untuk remaja adalah mulailah berfikir untuk mengembangkan kecerdasan
emosional dan belajarlah untuk menghargai diri dengan menerima segala kelebihan
dan kekurangan, sehingga akan terbentuk konsep diri yang positif. Kedua hal tersebut
penting untuk dikembangkan, karena merupakan kunci kesuksesan dan kebahagiaan
hidup.
0 comments