­
­

Review Jurnal Perekrutan Pegawai Profesi Guru di Turki: Analisis dari Ujian Calon Guru dalam Membandingkan Pendidikan Objektif Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom

By Gusti Gina - Tuesday, February 11, 2014




Identitas Jurnal
Judul Asli          :   Teacher recruitment in Turkey: Analysis of teacher selection exams in comparison with Revised Bloom’s taxonomy of educational objectives
Penulis               :   Oktay Cem ADIGUZEL
Lembaga           :    Anadolu University, Faculty of Education, Department of Educational Sciences, Yunusemre Campus, 26470 Eskisehir, Turkey.
Vol dan Hal      :    Vol. 8(21), pp. 2136-2146
Tanggal             :   10 Nopember 2013
Review By Gusti Gina M. M.
Pendahuluan
Perekrutan guru di sekolah setiap negara bervariasi, baik alasan kualitatif maupun alasan kuantitatifnya. Hal ini disebabkan angka calon guru menunggu direkrut semakin meningkat. Masing-masing negara menerapkan cara mereka sendiri yang sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia dengan kondisi saat ini.  Sehingga  perekrutan pegawai berdasarkan pendekatan kompetitif dimanfaatkan oleh banyak negara. Dalam pendekatan ini berbagai cara evaluasi seperti ujian, wawancara, dan observasi digunakan dalam perekrutan pegawai. Kebnayakan dari ujian yang digunakan untuk perekrutan dari calon guru meliputi tes pilihan ganda, pengarahan dan penilaian keterampilan teori. Oleh sebab itu, meskipun metode ujian ini banyak digunakan,  ujian ini tidak dapat mengevaluasi beberapa keterampilan yang penting lainnya seperti refleksi pemikiran, kepemimpinan, kepekaan, dan komunikasi yang baik. Ujian perekrutan guru umumnya dilaksanakan pada tahap regional atau nasional.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis keefektivan hasil dari Public Personnal Selection Exam (KPSS), yaitu ujian perekrutan guru di Turki, sesuai dengan profesi mengajar dan revisi dari taksonomi Bloom dalam bidang  pendidikan.

Tinjauan Pustaka
Peneliti mengadakan survei dalam perekrutan calon guru di Turki merujuk pada teori tentang ranah kognitif oleh Benjamin Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl, atau yang lebih populer dengan istilah taksonomi Bloom. Jenjang-jenjang ini disusun dari tingkatan terendah sampai dengan tingkatan tertinggi. Sebelumnya ada 6 jenjang yang disusun oleh Bloom, yakni pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi. Setelah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl keenam jenjang tersebut dibagi menjadi 2 dimensi, yaitu dimensi isi dan dimensi proses.
1.      Dimensi Isi (dimensi pengetahuan)
a.       Pengetahuan faktual : unsur-unsur dasar yang digunakan ahli bidang untuk memahami dan berkomunikasi, meliputi pengetahuan terminologi dan pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur.
b.      Pengetahuan konseptual : pengetahuan tentang unsur-unsur dasar yang lebi besar dan smeuanya berfungsi bersama-sama, mencakup skema, model pemikiran, dan teori implisit maupun eksplisit yang terdiri dari pengetahuan klasifikasi/kategori, prinsip dan generalisasi, dan tentang teori, model, dan struktur.
c.       Pengetahuan prosedural : pengetahuan tentang mengerjakan sesuatu, meliputi pengethuan tentang keterampilan khusus, teknik dan metode, dan kriteria kapan suatu prosedur tepat digunakan.
d.      Pengetahuan metakognitif : pengetahuan tentang kognisi secara umum dan pengetahuan diri sendiri, meliputi pengetahuan strategi, tugas kognitif, dan kemampuan diri sendiri.
2.      Dimensi Proses
a.       Mengingat (Remember)
b.      Memahami (Understand)
c.       Mengaplikasikan (Applying)
d.      Menganalisis (Analyzing)
e.       Mengevaluasi (Evaluation)\
f.       Membuat (Create)
Peneliti menjadikan taksonomi Bloom sebagai ukuran keberhasilan seorang guru dalam menjalani profesinya, sehingga calon guru yang mengikuti KPPS harus memiliki kemampuan yang sesuai dengan teori taksonomi Bloom.
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode survei dilaksanakan dengan menganalisis hasil survei dari soal-soal yang diterbitkan secara online dimedia elektronik dari tahun 2006 hingga 2011 dengan total 720 soal ujian dari pelaksanaan KPPS di Turki sebagai bahan evaluasi dan pengukuran dibidang pendidikan.
Bahan yang dianalisis adalah 720 soal yang diujikan KPPS di Turki yang kemudian dianalisis oleh peneliti untuk menemukan permasalahan dalam kualitas calon guru.
Hasil Pengamatan
Pengamatan 1 tentang distribusi mengenai kursus profesi pengajaran dalam program pelatihan guru dalam rentang tahun 2006-2011.
1.      Dalam rentang tahun 2006-2011, soal yang memiliki skor tertinggi ada pada soal tentang kursus Psikologi dibidang Pendidikan, yaitu 34% dari 720 soal.
2.      Soal mengenai kursus Prinsip Pengajaran dan Metode berada diperingkat kedua dengan persentase 32% dari 720 soal.
3.      Dilanjutkan dengan soal kursus Penilaian dan Evaluasi dalam Pendidikan dan soal kursus Bimbingan, keduanya memiliki persentase yang sama yakni 16% dari 720 soal.
4.      Analisa menunjukkan bahwa soal yang diajukan dalam KPPS kebanyakan mengeai Psikologi dibidang Pendidikan, Prinsip Pengajaran dan Metode, Penilaian dan Evaluasi dalam Pendidikan, dan bimbingan. Padahal kurus yang disediakan dalam bidang pendidikan bagi para guru ada 8 macam. Untuk kursus Manajemen Kelas dan Pengajaran Teknologi dan Pengajaran Material hanya memiliki persentasi masing-masing 1%, dan untuk kursus Pengajaran Sejarah Turki dan Sistem Pendidikan Turki dan Manajemen Kelas tidak mencapai 1%.
5.      Sebagai tambahan terhadap kursus ini, hanya 2 soal yang menyangkut soal mengenai kursus Pengajaran Sejarah Turki dan hanya 1 soal mengenai Sistem Pendidikan Turki dan Manajemen Kelas dari total 720 soal.
Pengamatan 2 tentang hasil analisis tingkatan pengetahuan dan pengamatan seperti digambarkan di Bloom'S taxonomy yang telah direvisi ditinjau kembali secara objektif di bidang pendidikan yang dikuasai oleh calon guru di Turki, yaitu sebagai berikut :
Dalam dimensi proses diketahui hasil sebagai berikut :
1.     “Memahami”, dengan 410 soal ( 57%)
2.     “ Analisa”, dengan 150 soal ( 27%).
3.     “Mengingat”  dengan 122 soal ( 17%) yang diikuti oleh “Mengaplikasi” dengan 38 soal ( 5%).
4.     “Mengevaluasi” dan “Membuat” tidak memiliki 1 soal pun.
Dalam dimensi isi diketahui hasil sebagai berikut :
1.     Pengetahuan Konseptual 84%
2.     Pengetahuan Prosedural 15%
3.     Pengetahuan Faktual 1%
4.     Pengetahuan Metakognitif 0%
Setelah melihat hasil dari penelitian ini KPPS yang berkaitan dengan kursus profesi pengajaran jelas kurang efisien. Analisa telah mengungkapkan bahwa 65% soal yang diujikan tidak secara efisien menilai kemampuan dan profesionalitas calon guru yang direkrut melalui tes KPPS di Turki. Kebanyakan hanya mengujikan kelas mengenai kemampuan psikologi dibidang pendidikan, prinsip pengajaran dan metode, penilaian dan evaluasi dalam pendidikan, dan bimbingan. Sedangkan soal mengenai kursus yang lain dan penting kurang mendapat perhatian seperti manajemen kelas,  pengajaran teknologi dan pengajaran material, pengajaran sejarah Turki, dan sistem pendidikan Turki dan manajemen kelas tidak mendapat skor yang signifikan.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan peniliti tentang keefisienan soal KPPS sepanjang enam tahun terkahir (2006-2011) dalam merekrut calon guru di Turki dapat disimpulkan bahwa soal-soal yang disediakan dalam KPPS tidak meliputi semua aspek-aspek penting yang harus dimiliki oleh seorang guru, sehingga calon guru yang nantinya lulus tidak benar-benar memiliki kemampuan dan profesionalitas yang baik dalam pekerjaannya nanti sebagai seorang guru. Melihat banyaknya calon guru yang tidak memenuhi dimensi-dimensi dari taksonomi Bloom, bisa disimpulkan juga bahwa calon guru tidak mengikuti semua kursus, sehingga kemampuan yang dimiliki tidak memenuhi teori ranah kognitif tersebut. KPPS jelas memiliki kelemahan dalam perekrutan calon guru yang berkualitas, karena soal yang disediakan tidak memenuhi teori taksonomi Bloom dengan lengkap dan kemampuan calon guru yang mengikuti KPPS juga diragukan.
Saran
Peniliti mengajukan beberapa saran sebagai solusi dari ketidakefektifan perekrutan calon guru di Turki selama ini, antara lain :
1.      Dengan fakta bahwa KPSS yang mengatur wisuda dari suatu universitas dapat menilai calon guru yang memiliki kemampuan yang kurang. Sebagai gantinya, kuota siswa untuk program pelatihan guru dapat diatur kembali sesuai kebutuhan yang tersedia, dan pemilihan para mahasiswa untuk program ini boleh berubah menjadi suatu proses terperinci dengan memerhatikan karakteristik tertentu.
2.      Jika KPSS tetap berlaku untuk perekrutan para guru, maka harus diperbaiki untuk tingkat pengetahuan teori dan kemampuan praktik para calon guru.
3.      Dalam menentukan calon guru yang lulus, seharusnya KPPS lebih memerhatikan corak setiap calon yang diamati lewat sikap dan minat mereka, sehingga bidang yang mereka ajarkan nanti sesuai dengan kemampuan mereka. Informasi mengenai minat, bakat, dan kemampuan yang dominan pada calon guru bisa diketahui saat tahap
4.       Persiapan untuk menilai dan mengevaluasi kemampuan calon guru melalui tes KPPS harus dikembangkan untuk meliputi semua pengajaran kursus profesi yang diajaari dalam program pelatihan guru agara kemampuan guru maksimal dan dapat menjadi guru yang profesional.



  • Share:

You Might Also Like

0 comments