BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Filsafat menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia
Filsafat adalah pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal,
dan hukumnya.
2.2 Pengertian Filsafat
Para filsuf memberi batasan yang
berbeda-beda mengenai filsafat, namun batasan yang berbeda itu tidak mendasar.
Selanjutnya batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara
etimologis dan secara terminologis.
Seacara etmologis (arti kata) Istilah
filsafat berasal dari bahasa
Yunani : ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam
berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman,
Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam
bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.
Kalau menurut tradisi
filsafati yang diambil dari zaman Yunani Kuno, orang yang pertama memakai
istilah philosophia dan philosophos ialah Pytagoras (592-497 S.M.), setelah dia
membaca tulisan Herakleides Pontikos (penganut ajaran Aristoteles) yang memakai
kata sophia. Pytagoras menganggap dirinya “philosophos” (pencinta
kearifan). Baginya kearifan yang sesungguhnya hanyalah dimiliki semata-mata
oleh Tuhan.
Dalam istilah
Inggris, philosophy, yang berarti filsafat, juga berasal dari kata
Yunani “philosophia” yang lazim diterjemahkan ke dalam bahasa tersebut sebagai cinta
kearifan. Menurut pengertiannya yang semula dari zaman Yunani Kuno itu,
filsafat berarti cinta kearifan. Namun, cakupan
pengertian sophia yang semula itu ternyata luas sekali. Dahulu sophia tidak
hanya berarti kearifan saja, melainkan meliputi pula kebenaran pertama,
pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian
pengrajin dan bahkan kecerdikkan dalam memutuskan soal-soal praktis (The Liang
Gie, 1999).
Kata falsafah atau
filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; philosophia (Φιλοσοφία) Dalam bahasa ini,
kata tersebut merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia =
persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = “kebijaksanaan”). Sehingga arti
harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan” atau “ilmu”. Kata filosofi
yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir
ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami
bidang falsafah disebut “filsuf”.
Harun Nasution mengatakan bahwa kata
filsafat berasal dari bahasa Arab falsafa dengan wazan (timbangan) fa’ala,
fa’lalah, dam fi’lal. Dengan demikian, menurut Harun Nasution, kata benda dari
falsafa harusanya falsafah atau filsaf. Menurutnya, dalam bahasa Indonesia
banyak terpakai kata filsafat, padahal bukan bukan berasal dari bahasa Arab
falsafah dan bukan dari bahasa Inggris philosophy. Harun Nasution
mempertanyakan apakah kata fil berasal dari bahasa Inggris dan safah diambil
dari kata Arab, sehingga terjadilah gabungan keduanya, yang kemudian
menimbulkan kata filsafat?
Harun Nasution berpendapat bahwa
istilah filsafat berasal dari bahasa Arab karena orang Arab lebih dulu datang
dan mempengaruhi bahasa Indonesia daripada orang dan bahasa Inggris. Oleh
karena itu, dia konsisten menggunakan kata falsafat, bukan filsafat.
Kendati istilah filsafat yang lebih
tepat adalah falsafat yang berasal dari bahasa Arab, kata filsafat sebenarnya
dapat diterima dalam bahasa Indonesia. Sebab, sebagian kata Arab yang
diindonesiakan mengalami perubahan dalam huruf vokalnya, seperti masjid menjadi
mesjid dan karamah menjadi keramat. Karena itu perubahan huruf a menjadi i
dalam bahasa Indonesia dapat ditolerir.
Suatu definisi filsafat dapat diberikan dari berbagai pandangan. Berikut
ini dapat dicermati beberpa definisi filsafat.
Pertama, filsafat adalah sekumpulan sikap dan
kepercayaan terhadap kehidupan dan alam
yang biasanya diterima secara tidak kritis. Definisi ini merupakan arti yang
informal tentang filsafat atau kata-kata "mempunyai filsafat",
misalnya ketika seseorang berkata: "Filsafat saya adalah...", ia
menunjukkan sikapnya yang informal terhadap apa yang dibicarakan. Jika
seseorang mengalami suatu krisis atau pengalaman yang luar biasa, kemudian
ditanyakan kepadanya: "bagaimana pengaruh kejadian itu?", "bagaimana
ia menghadapinya?". Kadang-kadang jawabannya adalah: "ia menerima hal
itu secara falsafiah". Ini berarti bahwa ia melihat problema tersebut
dalam perspektif yang luas, atau sebagai suatu bagian dari susunan yang lebih
besar. Oleh karena itu, ia menghadapi situasi itu secara tenang dan dengan
berpikir, dengan keseimbangan dan rasa tenteram.
Kedua, filsafat adalah suatu proses kritik atau
pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi. Ini
adalah arti yang formal dari "berfilsafat". Dua arti filsafat,
"memiliki dan melakukan", tidak dapat dipisahkan sepenuhnya satu dari
lainnya. Oleh karena itu, jika tidak memiliki suatu filsafat dalam arti yang
formal dan personal, seseorang tidak akan dapat melakukan filsafat dalam arti
kritik dan reflektif (reflective sense).Meskipun demikian, memiliki filsafat
tidak cukup untu melakukan filsafat. Suatu sikap falsafi yang benar adalah
sikap yang kritis dan
mencari. Sikap itu adalah
sikap terbuka, toleran, dan mau melihat segala sudut
persoalan tanpa prasangka. Berfilsafat tidak hanya berarti
"membaca dan mengetahui
filsafat". Seseorang memerlukan kebolehan berargumentasi, memakai teknik analisa, dan mengetahui sejumlah
bahan pengetahuan, sehingga ia dapat memikirkandan merasakan secara falsafi.
Ahli filsafat selalu bersifat
berpikir dan kritis. Mereka melakukan pemeriksaan kedua (a second look)
terhadap bahan-bahan yang disajikan oleh faham orang awam (common sense). Mereka mencoba untuk memikirkan bermacam-macam
problema kehidupan dan menghadapi fakta-fakta yang ada hubungannya dengan itu.
Memiliki pengetahuan banyak tidak dengan sendirinya akan mendorong dan menjamin
seseorang untuk memahami, karena
pengetahuan banyak belum tentu mengajar akal untuk mengadakan evaluasi kritis terhadap fakta-fakta yang memerlukan pertimbangan
(judment) yang bersifat konsistendan koheren. Evaluasi-evaluasi
kritis sering berbeda. Ahli filsafat, teologi, sains, dan lain-lainnya mungkin
berbeda karena beberapa alasan:
1.
Mereka melihat benda dari sudut pandang yang berbeda
dikarenakan adanya pengalaman pribadi, latar belakang kebudayaan, dan
pendidikan yang berbeda.
2.
Mereka hidup dalam dunia yang berubah. Manusia
berubah, masyarakat berubah, dan alam juga berubah. Sebagian manusia ada yang
mau mendengarkan (responsive) dan peka
(sensitive) terhadap perubahan, sebagian lainnya berpegang pada tradisi
dan status quo, kepada sistem yang
dibentuk pada masa silam dan karena diangga final.
3.
Mereka itu menangani bidang pengalaman kemanusiaan
di mana bukti-buktinya tidak cukup
sempurna, sehingga dapat ditafsirkan bermacam-macam. Meskipun demikian, ahli
filsafat tetap memeriksa, menyelidiki,
dan mengevaluasi bahan-bahan itu dengan harapan dapat
menyajikan prinsip-prinsip yang konsisten yang dapat dipakai oleh seseorang dalam
kehidupannya.
Ketiga, filsafat adalah usaha untuk
mendapatkan gambaran keseluruhan.
Filsafat berusaha untuk mengombinasikan hasil bermacam-macam sains dan
pengalaman kemanusiaan sehingga menjadi
pandangan yang konsisten tentang
alam. Seorang ahli filsafat ingin melihat kehidupan, tidak dengan pandangan
seorang saintis, seorang pengusaha atau seorang seniman, akan tetapi dengan
pandangan yang menyeluruh, mengatasi pandangan-pandangan yang parsial.
Dalam membicarakan filsafat spekulatif (speculative philosophy) yang dibedakan
dari filsafat kritik (critical philosophy), C.D. Broad mengatakan:
"maksud dari filsafat spekulatif adalah untuk mengambil alih hasil-hasil
sains yang bermacam-macam, dan menambahnya dengan hasil pengalaman keagamaan
dan budi pekerti. Dengan cara ini diharapkan akan dapat sampai pada suatu
kesimpulan tentang watak alam ini serta kedudukan dan prospek manusia di dalamnya".
Tugas dari filsafat adalah untuk
memberikan pandangan dari keseluruhan,
kehidupan, dan pandangan tentang
alam, dan untuk mengintegrasikan
pengetahuan sains dengan pengetahuan disiplin-disipllin lain agar
mendapatkan suatu keseluruhan yang
konsisten. Menurut pandangan ini,
filsafat berusaha membawa hasil penyelidikan manusia, keagamaan, sejarah, dan
keilmuan-- kepada suatu pandangan yang terpadu, sehingga dapat memberi
pengetahuan dan pandangan yang mendalam bagi kehidupan manusia.
Keempat, filsafat adalah sebagai
analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. Memang
ini merupakan fungsi filsafat. Hampir
semua ahli filsafat telah memakai metoda
analisa serta berusaha untuk menjelaskan
arti istilah-istilah dan pemakaian bahasa. Tetapi ada sekelompok ahli filsafat
yang menganggap hal tersebut sebagai
tugas pokok dari filsafat bahkan
ada golongan kecil yang menganggap hal tersebut sebagai satu-satunya fungsi yang sah dari filsafat.
Kelompok ini menganggap filsafat sebagai suatu bidang khusus yang mengabdi
kepada sains dan membantu menjelaskan bahasa, dan bukannya suatu bidang yang luas
yang memikirkan segala pengalaman kehidupan. Pandangan seperti ini
merupakan hal baru dan telah memperoleh dukungan yang besar pada
abad ke-20. Pandangan ini akan
membatasi apa yang dinamakan
pengetahuan (knowledge) kepada pernyataan (statement) tentang fakta-fakta yang
dapat dilihat serta hubungan-hubungan antara keduanya, yakni urusan sains yang
beraneka macam.
Memang ahli-ahli analisis bahasa
(linguistic analysis) tidak membatasi pengetahuan sesempit itu. Memang betul
mereka itu menolak dan berusaha untuk
membersihkan bermacam-macam pernyataan yang non-ilmiah (non scientific), akan
tetapi banyak di antara mereka yang berpendapat bahwa manusia dapat memiliki pengetahuan
tentang prinsip-prinsip
etika dan sebagainya yang dihasilkan
dari pengalaman. Mereka yang memilih pandangan yang lebih
sempit, mengabaikan, walaupun tidak mengingkari, semua pandangan yang
menyeluruh tentang dunia kehidupan, tentang filsafat moral yang tradisional dan
teologi. Dari segi pandangan yang lebih sempit ini tujuan filsafat adalah untuk menonjolkan "kebauran dan
omong kosong" serta untuk menjelaskan arti dan pemakaian istilah-istilah
dalam sains dan urusan sehari-hari.
Kelima, filsafat adalah sekumpulan
probema-problema yang langsung yang mendapat perhatian dari manusia dan yang
dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. Filsafat mendorong
penyelidikannya sampai kepada soal-soal yang paling mendalam dari eksistensi
manusia. Sebagian dari soal-soal filsafat pada zaman dahulu telah terjawab
dengan jawaban yang memuaskan kebanyakan ahli filsafat. Sebagai contoh,
adanya ide bawaan telah diingkari orang semenjak zamannya John
Locke abad ke-17. Walaupun begitu,
banyak soal yang sudah terjawab hanya untuk sementara, dan ada juga
problema-problema yang belum terjawab.
Apakah soal-soal kefilsafatan itu?
Soal-soal kefilsafatan adalah berkenaan dengan persoalan yang mendasar dalam
kehidupan manusia. Misalnya, apakah kebenaran itu?, Apakah bedanya antara yang
benar dan yang salah?, Apakah kehidupan itu?, Untuk apa manusia hidup?, Mau kemana akhir dari kehidupan ini?, dan
seterusnya. Semua soal itu adalah falsafi. Usaha untuk mendapatkan jawaban atau
pemecahan masalah terhadapnya telah menimbulkan teori dan sistem pemikiran
seperti idealisme, realisme,
pragmatisme, filsafat analitik, eksistensialisme, dan
fenomenologis. Filsafat juga berarti bermacam-macam teori dan sistem
pemikiran yang dikembangkan oleh para filosof besar seperti Socrates, Plato,
Aristoteles, Augustine, Thomas Aquinas, Descartes, dan seterusnya.
Pengertian
filsafat secara
terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai
dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Berikut adalah
pengertian filsafat secara terminologi :
1. Phytagoras
(572-497 SM)
Phytagoras adalah
filosof yang pertama kali yang menggunakan istilah filsafat, dia mengemukakan
bahwa manusia dapat dibagi kedalam tiga tipe: mereka yang mencintai kesenangan,
mereka yang mencintai kegiatan, dan mereka yang mencintai kebijaksanaan. Tujuan
kebijaksanaan dalam pandangannya menyangkut kemajuan menuju keselamatan dalam
hal keagamaan. Sophia mengandung arti yang lebihluas daripada kebijaksanaan,
yaitu : 1) kerajinan, 2) kebenaran pertama, 3) pengetahuan yang luas, 4)
kebajikan intelektual, 5) pertimbangan yang sehat, 6) kecerdikan dalam
memutuskan hal-hal yang praktis. Dengan demikian asal mula kata filsafat itu
sangat umum, yang intinya adalah mencari keutamaan mental (the pursuit of
mental excellence)
2. Plato
(427-347)
Filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang
asli dan murni. Filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan
asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.
3. Aristoteles (384-332
SM)
Dia adalah
tokoh utama filsafat klasik, mengatakan bahwa kewajiban filsafat adalah
menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu
umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat
dengan ilmu.
4. Cicero (106 – 43 SM)
: filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“
ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan).
5. Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu
dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu
membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan
seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
6. Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak
menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang
sama, yang memikul sekaliannya .
7. Imanuel Kant
( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan
pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
1.
Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya
metafisika )
2.
Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika
)
3.
Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
4.
Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya
Antropologi )
8. Notonegoro: Filsafat
menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang
tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
9. Driyakarya : filsafat
sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan
berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa
yang penghabisan “.
10. Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran ,
tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik
dan universal.
11. Harold H. Titus (1979 ): (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap
kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah
suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
dijunjung tinggi; (2) Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu
pandangan keseluruhan; (3) Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan
penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep ); (4) Filsafat adalah
kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya
oleh para ahli filsafat.
12. Hasbullah Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai
pengetahuan itu.
13. Prof. Mr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia
menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
14. Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. : Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia
dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis
sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan
menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang
sejati.
15. Bertrand
Russel: Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan
sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai
masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh,
tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian
akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
16.
Al-Farabi (meninggal 950M),
filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang
sebenarnya.
17.
Prof. Dr. Fuad Hasan, guru
besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir
radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang
hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat
berusaha untuk sampai kepada
18.
Rene Descrates yaitu
merupakan kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi
pokok penyelidikannya.
19.
Stephen R. Toulmin,
menyatakan filsafat adalah Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba
pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan
ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode
penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan
seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari
sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika.
20.
Al Kindi, sebagai ahli pikir
pertama dalam filsafat Islam yang memberikan pengertian filsafat di kalangan
umat Islam membagi filsafat itu dalam tiga lapangan :
1. Ilmu Fisika (al-ilmu
al-tabiyyat), merupakan tingkatan terendah;
2. Ilmu Matematika (al-ilmu
al-riyadil), tingkatan tengah;
3. Ilmu Ketuhanan (al-ilmu
ar-rububiyyat), tingkatan tertinggi.
21.
William James.
Filsafat
adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang.
22.
R.F. Beering.
Filsafat
adalah suatu usaha untuk mencapai radix atau akar kenyataan dunia wujud, juga
akar pengetahuan tentang diri sendiri.
23.
Sarwoko.
Filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang bersumber dari nur cahaya kodrati dan akal budi
untuk mencari informasi tentang sebab musabab pertama (azas tertinggi)
dari segala sesuatu.
24.
Paus Leo XIII.
Filsafat
tidak berkepentingan untuk mencari kebenaran, dengan masing-masing premis atau
subjek proposisi bagi sebuah penelitian yang cermat.
Dari semua pengertian filsafat
secara terminologis di atas, dapat ditegaskan bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam
dan sungguh-sungguh, serta radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi
tersebut.
Berikut adalah poin pengertian pokok
tentang filsafat menurut kalangan filosof adalah :
1. Upaya
spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang
seluruh realitas.
2. Upaya untuk
melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar yan nyata.
3. Upaya untuk
menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan: sumbernya, hakikatnya
keabsahannya, dan nilainya.
4. Penyelidikan
kritis atas pengandaian-pengandaian dari pernyataan-pernyataan yang diajukan
oleh berbagai bidang pengetahuan.
5. Disiplin
ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda katakan dan
mengatakan apa yang Anda lihat.
Uraian di atas menunjukkan dengan
jelas ciri dan karakteristik berpikir secara filosofis. Intinya adalah upaya
sungguh-sungguh dengan menggunakan akal pikiran untuk menemukan segala sesuatu
yang berhubungan dengan ilmu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah mengulas pengertian
filsafat dari berbagai sumber dan menjadikannya satu dalam makalah ini, dapat
disimpulkan pengertian filsafat mencakup beberapa hal sebagai berikut :
1.
Filsafat menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat
segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.
2.
Filsafat merupakan sebuah
disiplin ilmu yang terkait
dengan perihal Kebijaksanaan.
3.
Secara etimologis (arti
kata), kata filsafat berasal dari kata Yunani
“philosophia” yang diterjemahkan sebagai Cinta Kearifan. Akar katanya philos (philia: cinta) dan sophia (kearifan).
4.
Filsafat meletakan dasar-dasar suatu pengetahuan. Karena
itu filsafat disebut mater scientiarum
atau induk segala ilmu pengetahuan.
5.
Secara terminologis banyak para ahli
mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian filsafat itu sendiri menurut ciri
dan karakterisitik mereka masing-masing.
6.
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan
terhapadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Intinya
adalah upaya sungguh-sungguh dengan menggunakan akal pikiran untuk menemukan
segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu
7.
Berfilsafat artinya berpikir
reflektif, yaitu berpikir merenung secara berkali-kali dari berbagai sudut
pandang dan bersifat memantul kembali menyoroti pemikiran itu sendiri
3.2 Saran
Filsafat
menurut banyak orang adalah sesuatu yang membingungkan, akan tetapi filsafat
harus disadari sebagai induk pengetahuan yang memiliki kedalaman makna. Sebagai
sumber dan dasar pengetahuan maka tidak ada jalan lain bagi sipencari ilmu, dan
yang mengharapkan kebenaran untuk menggali dan mempelajari filsafat tersebut.
Daftar Pustaka
HB, Nasution. Filsafat Umum. Jakarta :Gaya Media Pratama 2001
Imam, Haryono Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Gramedia 1994.
Gie , The Liang. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Liberty. 1991
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers.
2004
0 comments