­
­

Pengertian Filsafat : Isi Makalah

By Gusti Gina - Wednesday, March 19, 2014



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Filsafat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.
2.2 Pengertian Filsafat
Para filsuf memberi batasan yang berbeda-beda mengenai filsafat, namun batasan yang berbeda itu tidak mendasar. Selanjutnya batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara etimologis dan secara terminologis.
Seacara etmologis (arti kata) Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani : ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.
Kalau menurut tradisi filsafati yang diambil dari zaman Yunani Kuno, orang yang pertama memakai istilah philosophia dan philosophos ialah Pytagoras (592-497 S.M.), setelah dia membaca tulisan Herakleides Pontikos (penganut ajaran Aristoteles) yang memakai kata sophia. Pytagoras menganggap dirinya “philosophos” (pencinta kearifan). Baginya kearifan yang sesungguhnya hanyalah dimiliki semata-mata oleh Tuhan.
Dalam istilah Inggris, philosophy, yang berarti filsafat, juga berasal dari kata Yunani “philosophia” yang lazim diterjemahkan ke dalam bahasa tersebut sebagai cinta kearifan. Menurut pengertiannya yang semula dari zaman Yunani Kuno itu, filsafat berarti cinta kearifan. Namun, cakupan pengertian sophia yang semula itu ternyata luas sekali. Dahulu sophia tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan meliputi pula kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan kecerdikkan dalam memutuskan soal-soal praktis (The Liang Gie, 1999).
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; philosophia (Φιλοσοφία) Dalam bahasa ini, kata tersebut merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = “kebijaksanaan”). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan” atau “ilmu”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut “filsuf”.
Harun Nasution mengatakan bahwa kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafa dengan wazan (timbangan) fa’ala, fa’lalah, dam fi’lal. Dengan demikian, menurut Harun Nasution, kata benda dari falsafa harusanya falsafah atau filsaf. Menurutnya, dalam bahasa Indonesia banyak terpakai kata filsafat, padahal bukan bukan berasal dari bahasa Arab falsafah dan bukan dari bahasa Inggris philosophy. Harun Nasution mempertanyakan apakah kata fil berasal dari bahasa Inggris dan safah diambil dari kata Arab, sehingga terjadilah gabungan keduanya, yang kemudian menimbulkan kata filsafat?
Harun Nasution berpendapat bahwa istilah filsafat berasal dari bahasa Arab karena orang Arab lebih dulu datang dan mempengaruhi bahasa Indonesia daripada orang dan bahasa Inggris. Oleh karena itu, dia konsisten menggunakan kata falsafat, bukan filsafat.
Kendati istilah filsafat yang lebih tepat adalah falsafat yang berasal dari bahasa Arab, kata filsafat sebenarnya dapat diterima dalam bahasa Indonesia. Sebab, sebagian kata Arab yang diindonesiakan mengalami perubahan dalam huruf vokalnya, seperti masjid menjadi mesjid dan karamah menjadi keramat. Karena itu perubahan huruf a menjadi i dalam bahasa Indonesia dapat ditolerir.

Suatu definisi filsafat dapat diberikan dari berbagai pandangan. Berikut ini dapat dicermati beberpa definisi filsafat.
Pertama,  filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan  terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Definisi ini merupakan arti yang informal tentang filsafat atau kata-kata "mempunyai filsafat", misalnya ketika seseorang berkata: "Filsafat saya adalah...", ia menunjukkan sikapnya yang informal terhadap apa yang dibicarakan. Jika seseorang mengalami suatu krisis atau pengalaman yang luar biasa, kemudian ditanyakan kepadanya: "bagaimana pengaruh kejadian itu?", "bagaimana ia menghadapinya?". Kadang-kadang jawabannya adalah: "ia menerima hal itu secara falsafiah". Ini berarti bahwa ia melihat problema tersebut dalam perspektif yang luas, atau sebagai suatu bagian dari susunan yang lebih besar. Oleh karena itu, ia menghadapi situasi itu secara tenang dan dengan berpikir, dengan keseimbangan dan rasa tenteram.
Kedua,  filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi. Ini adalah arti yang formal dari "berfilsafat". Dua arti filsafat, "memiliki dan melakukan", tidak dapat dipisahkan sepenuhnya satu dari lainnya. Oleh karena itu, jika tidak memiliki suatu filsafat dalam arti yang formal dan personal, seseorang tidak akan dapat melakukan filsafat dalam arti kritik dan reflektif (reflective sense).Meskipun demikian, memiliki filsafat tidak cukup untu melakukan filsafat. Suatu sikap falsafi yang benar adalah sikap yang  kritis  dan  mencari. Sikap itu adalah  sikap  terbuka,  toleran, dan mau melihat segala sudut persoalan  tanpa prasangka.  Berfilsafat tidak hanya berarti "membaca  dan  mengetahui  filsafat". Seseorang memerlukan kebolehan  berargumentasi, memakai  teknik analisa, dan mengetahui sejumlah bahan  pengetahuan, sehingga ia dapat  memikirkandan merasakan secara falsafi.
Ahli filsafat selalu bersifat berpikir dan kritis. Mereka melakukan pemeriksaan kedua (a second look) terhadap bahan-bahan yang disajikan oleh faham orang awam (common sense).  Mereka mencoba untuk memikirkan bermacam-macam problema kehidupan dan menghadapi fakta-fakta yang ada hubungannya dengan itu. Memiliki pengetahuan banyak tidak dengan sendirinya akan mendorong  dan menjamin  seseorang untuk  memahami, karena pengetahuan banyak belum tentu mengajar akal untuk mengadakan  evaluasi kritis  terhadap fakta-fakta yang memerlukan  pertimbangan  (judment)  yang bersifat  konsistendan koheren. Evaluasi-evaluasi kritis sering berbeda. Ahli filsafat, teologi, sains, dan lain-lainnya mungkin berbeda karena beberapa alasan:
1.      Mereka melihat benda dari sudut pandang yang berbeda dikarenakan adanya pengalaman pribadi, latar belakang kebudayaan, dan pendidikan yang berbeda.
2.      Mereka hidup dalam dunia yang berubah. Manusia berubah, masyarakat berubah, dan alam juga berubah. Sebagian manusia ada yang mau mendengarkan  (responsive) dan peka (sensitive) terhadap perubahan, sebagian lainnya berpegang pada tradisi dan  status quo, kepada sistem yang dibentuk pada masa silam dan karena diangga final.
3.      Mereka itu menangani bidang pengalaman kemanusiaan di  mana bukti-buktinya tidak cukup sempurna, sehingga dapat ditafsirkan bermacam-macam. Meskipun demikian, ahli filsafat tetap  memeriksa, menyelidiki, dan  mengevaluasi  bahan-bahan itu dengan harapan dapat menyajikan prinsip-prinsip yang konsisten yang dapat dipakai oleh seseorang dalam kehidupannya.
Ketiga, filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran  keseluruhan. Filsafat berusaha untuk mengombinasikan hasil bermacam-macam sains dan pengalaman kemanusiaan sehingga menjadi  pandangan yang konsisten  tentang alam. Seorang ahli filsafat ingin melihat kehidupan, tidak dengan pandangan seorang saintis, seorang pengusaha atau seorang seniman, akan tetapi dengan pandangan yang menyeluruh, mengatasi pandangan-pandangan yang parsial.
Dalam membicarakan  filsafat spekulatif  (speculative philosophy) yang dibedakan dari  filsafat kritik  (critical philosophy), C.D. Broad mengatakan: "maksud dari filsafat spekulatif adalah untuk mengambil alih hasil-hasil sains yang bermacam-macam, dan menambahnya dengan hasil pengalaman keagamaan dan budi pekerti. Dengan cara ini diharapkan akan dapat sampai pada suatu kesimpulan tentang watak alam ini serta kedudukan  dan prospek manusia di dalamnya".
Tugas dari filsafat adalah untuk memberikan pandangan dari keseluruhan,  kehidupan, dan  pandangan tentang alam, dan untuk mengintegrasikan  pengetahuan sains dengan pengetahuan disiplin-disipllin lain agar mendapatkan suatu  keseluruhan yang konsisten.  Menurut pandangan ini, filsafat berusaha membawa hasil penyelidikan manusia, keagamaan, sejarah, dan keilmuan-- kepada suatu pandangan yang terpadu, sehingga dapat memberi pengetahuan dan pandangan yang mendalam bagi kehidupan manusia.
Keempat, filsafat adalah sebagai analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. Memang ini merupakan  fungsi filsafat. Hampir semua ahli filsafat telah memakai  metoda analisa  serta berusaha untuk menjelaskan arti istilah-istilah dan pemakaian bahasa. Tetapi ada sekelompok ahli filsafat yang menganggap hal tersebut sebagai  tugas pokok  dari filsafat bahkan ada golongan kecil yang menganggap hal tersebut sebagai  satu-satunya fungsi yang sah dari filsafat. Kelompok ini menganggap filsafat sebagai suatu bidang khusus yang mengabdi kepada sains dan membantu menjelaskan bahasa, dan bukannya suatu bidang yang luas yang memikirkan segala pengalaman kehidupan. Pandangan seperti ini merupakan  hal baru  dan telah memperoleh dukungan yang besar pada abad ke-20. Pandangan ini akan  membatasi  apa yang dinamakan pengetahuan (knowledge) kepada pernyataan (statement) tentang fakta-fakta yang dapat dilihat serta hubungan-hubungan antara keduanya, yakni urusan sains yang beraneka macam.
Memang ahli-ahli analisis bahasa (linguistic analysis) tidak membatasi pengetahuan sesempit itu. Memang betul mereka itu menolak dan  berusaha untuk membersihkan bermacam-macam pernyataan yang non-ilmiah (non scientific), akan tetapi banyak di antara mereka yang berpendapat bahwa  manusia dapat memiliki  pengetahuan  tentang  prinsip-prinsip etika  dan sebagainya yang dihasilkan dari  pengalaman.  Mereka yang memilih pandangan yang lebih sempit, mengabaikan, walaupun tidak mengingkari, semua pandangan yang menyeluruh tentang dunia kehidupan, tentang filsafat moral yang tradisional dan teologi. Dari segi pandangan yang lebih sempit ini  tujuan filsafat  adalah untuk menonjolkan "kebauran dan omong kosong" serta untuk menjelaskan arti dan pemakaian istilah-istilah dalam sains dan urusan sehari-hari.
Kelima, filsafat adalah sekumpulan probema-problema yang langsung yang mendapat perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. Filsafat mendorong penyelidikannya sampai kepada soal-soal yang paling mendalam dari eksistensi manusia. Sebagian dari soal-soal filsafat pada zaman dahulu telah terjawab dengan jawaban yang memuaskan kebanyakan ahli filsafat. Sebagai contoh, adanya  ide bawaan  telah diingkari orang semenjak zamannya John Locke abad ke-17.  Walaupun begitu, banyak soal yang sudah terjawab hanya untuk sementara, dan ada juga problema-problema yang belum terjawab.
Apakah soal-soal kefilsafatan itu? Soal-soal kefilsafatan adalah berkenaan dengan persoalan yang mendasar dalam kehidupan manusia. Misalnya, apakah kebenaran itu?, Apakah bedanya antara yang benar dan yang salah?, Apakah kehidupan itu?, Untuk apa manusia hidup?,  Mau kemana akhir dari kehidupan ini?, dan seterusnya. Semua soal itu adalah falsafi. Usaha untuk mendapatkan jawaban atau pemecahan masalah terhadapnya telah menimbulkan teori dan sistem pemikiran seperti  idealisme, realisme, pragmatisme, filsafat analitik, eksistensialisme,  dan  fenomenologis. Filsafat juga berarti bermacam-macam teori dan sistem pemikiran yang dikembangkan oleh para filosof besar seperti Socrates, Plato, Aristoteles, Augustine, Thomas Aquinas, Descartes, dan seterusnya.
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Berikut adalah pengertian filsafat secara terminologi :
1.      Phytagoras (572-497 SM)
Phytagoras adalah filosof yang pertama kali yang menggunakan istilah filsafat, dia mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi kedalam tiga tipe: mereka yang mencintai kesenangan, mereka yang mencintai kegiatan, dan mereka yang mencintai kebijaksanaan. Tujuan kebijaksanaan dalam pandangannya menyangkut kemajuan menuju keselamatan dalam hal keagamaan. Sophia mengandung arti yang lebihluas daripada kebijaksanaan, yaitu : 1) kerajinan, 2) kebenaran pertama, 3) pengetahuan yang luas, 4) kebajikan intelektual, 5) pertimbangan yang sehat, 6) kecerdikan dalam memutuskan hal-hal yang praktis. Dengan demikian asal mula kata filsafat itu sangat umum, yang intinya adalah mencari keutamaan mental (the pursuit of mental excellence)
2.      Plato (427-347)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.
3.      Aristoteles (384-332 SM)
Dia adalah tokoh utama filsafat klasik, mengatakan bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
4.      Cicero (106 – 43 SM) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan).
5.      Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
6.      Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
7.      Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
1.      Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
2.      Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
3.      Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
4.      Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
8.      Notonegoro: Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
9.      Driyakarya : filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan “.
10.  Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
11.  Harold H. Titus (1979 ): (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi; (2) Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan; (3) Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep ); (4) Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
12.  Hasbullah Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
13.  Prof. Mr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
14.  Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. : Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
15.  Bertrand Russel: Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
16.  Al-Farabi (meninggal 950M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
17.  Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada
18.  Rene Descrates yaitu merupakan kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.
19.  Stephen R. Toulmin, menyatakan filsafat adalah Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika.
20.  Al Kindi, sebagai ahli pikir pertama dalam filsafat Islam yang memberikan pengertian filsafat di kalangan umat Islam membagi filsafat itu dalam tiga lapangan :
1.      Ilmu Fisika (al-ilmu al-tabiyyat), merupakan tingkatan terendah;
2.      Ilmu Matematika (al-ilmu al-riyadil), tingkatan tengah;
3.      Ilmu Ketuhanan (al-ilmu ar-rububiyyat), tingkatan tertinggi.
21.  William James.
Filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang.
22.  R.F. Beering.
Filsafat adalah suatu usaha untuk mencapai radix atau akar kenyataan dunia wujud, juga akar pengetahuan tentang diri sendiri.
23.  Sarwoko.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang bersumber dari nur cahaya kodrati dan akal budi untuk mencari informasi tentang sebab musabab pertama  (azas tertinggi) dari segala sesuatu.
24.  Paus Leo XIII.
Filsafat tidak berkepentingan untuk mencari kebenaran, dengan masing-masing premis atau subjek proposisi bagi sebuah penelitian yang cermat.
Dari semua pengertian filsafat secara terminologis di atas, dapat ditegaskan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.
Berikut adalah poin pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof adalah :
1.      Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.
2.      Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar yan nyata.
3.      Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan: sumbernya, hakikatnya keabsahannya, dan nilainya.
4.      Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dari pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
5.      Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda katakan dan mengatakan apa yang Anda lihat.

Uraian di atas menunjukkan dengan jelas ciri dan karakteristik berpikir secara filosofis. Intinya adalah upaya sungguh-sungguh dengan menggunakan akal pikiran untuk menemukan segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu.




BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Setelah mengulas pengertian filsafat dari berbagai sumber dan menjadikannya satu dalam makalah ini, dapat disimpulkan pengertian filsafat mencakup beberapa hal sebagai berikut :
1.      Filsafat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.
2.      Filsafat merupakan sebuah disiplin ilmu yang terkait dengan perihal Kebijaksanaan.
3.      Secara etimologis (arti kata), kata filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia” yang diterjemahkan sebagai Cinta Kearifan. Akar katanya philos (philia: cinta) dan sophia (kearifan).
4.      Filsafat meletakan dasar-dasar suatu pengetahuan. Karena itu filsafat disebut mater scientiarum atau induk segala ilmu pengetahuan.
5.      Secara terminologis banyak para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian filsafat itu sendiri menurut ciri dan karakterisitik mereka masing-masing.
6.      Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhapadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Intinya adalah upaya sungguh-sungguh dengan menggunakan akal pikiran untuk menemukan segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu
7.      Berfilsafat artinya berpikir reflektif, yaitu berpikir merenung secara berkali-kali dari berbagai sudut pandang dan bersifat memantul kembali menyoroti pemikiran itu sendiri

3.2 Saran
Filsafat menurut banyak orang adalah sesuatu yang membingungkan, akan tetapi filsafat harus disadari sebagai induk pengetahuan yang memiliki kedalaman makna. Sebagai sumber dan dasar pengetahuan maka tidak ada jalan lain bagi sipencari ilmu, dan yang mengharapkan kebenaran untuk menggali dan mempelajari filsafat tersebut.
Daftar Pustaka
HB, Nasution. Filsafat Umum. Jakarta :Gaya Media Pratama 2001
Imam, Haryono  Filsafat  Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Gramedia 1994.
Gie , The Liang. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Liberty. 1991
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers. 2004


  • Share:

You Might Also Like

0 comments