­
­

Bingkisan yang Berbeda

By Gusti Gina - Sunday, November 30, 2014

http://summer-smith.com
Kadang-kadang hidup ini serasa lucu. Di sini saya akan jelaskan sebuah cerita tentang seorang gadis, sebut saja namanya Aisya. 

Aisya banyak maunya. Dia minta ini itu sama Tuhan. Ya namanya juga manusia, nggak pernah puas. Pengeeeeen aja.
Tapi Tuhan itu Maha segalanya. Coba dipikir-pikir lagi deh. Kita harus bersyukur kepada-Nya. Kadang kita ga menyadari kalau yang kita pinta itu sudah di kasih sama Tuhan

Coba simak contoh cerita berikut....

Dulu, Aisya minta ke Tuhan agar bisa jalan-jalan dan melihat dunia di malam hari. Lama dia nunggu, dan sekarang Tuhan ngasih yang dia mau. Hanya saja bingkisannya berbeda dari yang di harapkan Aisya pada awalnya. Aisya kini bisa jalan malam, bisa melihat-lihat dunia dan bertemu dengan banyak manusia setiap malamnya. Dulu dia memang pernah jalan malam, hanya saja sangat terbatas waktu dan kesempatannya.  Bingkisan berbeda dari Tuhan apa? Dia keluar malam karena pulang kerja malam. Sehabis jam 7 balik ke rumah, setelah itu balik lagi ke tempat kerja satunya sampai larut malam. Bingkisan yang berbeda dari Tuhan, meski terlihat lucu. Tapi itu yang terbaik untuknya. 

Dulu, Aisya minta ke Tuhan agar ada kesibukan daripada uring-uringan di rumah. Mungkin dengan berkegiatan dengan teman-teman atau ada project. Dan kemudian Tuhan mengabulkannya. Hanya saja lagi-lagi bingkisannya yang berbeda. Saking sibuknya dia malah merasa kekurangan waktu 24 jam dalam sehari. Job sana sini datang, tanggung jawab sana sini datang, tuntutan sana sini datang. Nggak uring-uringan lagi toh? Dan dia yakin, bingkisan yang berbeda inilah yang terbaik untuknya. 

Dulu, Aisya minta ke Tuhan untuk kumpul dengan saudara-saudaranya. Tuhan kabulkan lagi permintaannya. Dia ngumpul dengan saudara-saudaranya, tapi lagi! Tuhan ngasih dengan bingkisan yang berbeda. Mereka seolah diterpa ombak besar saat menikmati pantai. Tapi tak apa, sepahit-pahitnya, ini memang yang terbaik untuknya. Tuhan menyayanginya dan mengabulkan segala pintanya. Lagi-lagi saya bilang, hanya saja bingkisannya yang berbeda. 

Dulu, Aisya pengen ngerasain jalan kaki ke tempat dia menimba ilmu. Bayangannya sih kayak orang di luar negeri gitu. Di jepang misalnya, kan kebanyakan pelajar di sana pejalan  kaki. Tuhan menyayanginya, permmintaannya dikabulkan. Dia merasakan nikmatnya jalang kaki untuk menimba ilmu. Hanya saja bingkisannya berbeda, karena dia memang tidak memiliki motor lagi. Motornya di tarik Tuhan sebagai jawaban atas maunya. Seperti sebelumnya kan, bingkisannya yang berbeda.

Dulu, Aisya minta ke Tuhan agar Ibunya bahagia dan nggak sedih-sedih lagi. Karena dia begitu menyayangi ibunya. Entah kenangan yang dia punya itu positif ataupun negatif, dia begitu menyayangi ibunya. Sehingga dia berdoa kepada Tuhan agar ibunya bahagia selalu tanpa atau dengannya. Tuhan pun mengabulkan pintanya. Ibunya kini bahagia, begitu bahagiaaaaaaa. Tapi lagi-lagi Tuhan ngasih bingkisan yang berbeda. Ibunya bahagia namun melupakannya.  Melupakan kehadirannya. Ya, setidaknya Tuhan mengabulkan doa tulus Aisya untuk kebahagiaan ibunya. 


Dari cerita singkat di atas, kita harus sadar bahwa Tuhan itu mendengar setiap doa yang kita panjatkan. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan dan kita inginkan. Tapi Tuhan selalu mengasih apa yang kita butuhkan. Jangan pernah taku untuk meminta kepada-Nya. Entah nanti bingkisan yang datang atas jawaban dari pinta kita itu bingkisannya sama atau berbeda. Percayalah, itu yang terbaik untuk  kita.

Tersenyumlah, selagi urat-urat di pipi masih bisa digerakkan.

  • Share:

You Might Also Like

3 comments

  1. Semngat yah Aisya..percaya bahwa Tuhan memberikan apa yang dianggapnya pantas..

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha itu fiktif. hanya contoh untuk pembelajaran

      Delete