­
­

3B+DS, Rumusnya Duta Wisata

By Gusti Gina - Thursday, November 24, 2016


Host-Kak Putra-Saya-Nanang Galuh Kalsel 2016


Tulisan kali ini tiba-tiba muncul dibenak saya setelah menjadi narasumber di acara Banjar 90, TVRI Kalsel. Di sana, saya bersama Kak Putra, kami diminta menjadi narasumber sebagai duta wisata senior kepada nanang galuh tahun 2016 ini. Ah, sudah senior saja ya...

Duta wisata, sebuah prestasi yang kini sepertinya menjadi primadona dimana-mana, selempang yang melekat dibadan pun menjadi trend yang membanggakan. Bagaimana tidak? Sebuah gelar putra-putri terbaik daerah telah disematkan pada orang yang memakainya. Ah bangganya menjadi duta wisata.
Seiring waktu, setalah kurang lebih hampir dua tahun berkecimpung di dunia perdutaan ini. Saya merasakan banyak perubahan, memang memiliki naluri mengamati suatu hal. Saya suka melihat ke dalam diri saya dan melihat orang-orang serupa seperti saya. Kami yang berselempang.
Masih ingat tatkala dulu saya mengikuti karena ajakan teman dan tergiur juga dengan iming-iming hadiah jutaan rupiah dan perjalanan mengikuti program yang disediakan dinas terkait ke luar negeri.
Ah, pas sekali! Mimpiku sejak kecil yang memang suka melalang buana lewat pemikiran menjelajah dunia hanya sebatas layar kaca. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mendaftarkan dan Tuhan dengan kasih sayangnya mengizinkan saya terbang ke negeri yang disebut-sebut apabila ingin belajar ada baiknya sampai ke sana, negeri China. Sebuah negeri yang kental dengan sejarah dan kini tumbuh menjadi raksasa ekonomi dunia.
Sampai saat itu, saya masih seperti duta wisata kebanyakan, senang mengenakan selempang, tersenyum bahagia saat bertugas dan merasa bangga. Namun tidak lama kemudian sepulang saya dari negeri China. Sebuah pemikiran menghantui saya. Apa yang sudah kudapatkan dari negara ini? Perjalanan gratis, uang saku, ketenaran, jaringan sosial, soft skill, dan banyak lagi. Terus, apa yang sudah kuberi untuk negaraku?
Foto bersama dengan Ikatan Nanang Galuh
Kalimantan Selatan, dan host acara Banjar90 TVRI
Saya benar-benar merasa kecil. Seakan menciut menjadi debu,ya saya bukan siapa-siapa untuk negara yang sudah begitu baiknya terhadap saya. Bahkan saya terlahir disaat Indonesia sudah merdeka, sungguh karunia yang luar biasa yang sempat saya lupakan.
Perlahan-lahan, dinamika dunia perdutaan saya lewati, kompetisi dari kompetisi saya lewati dengan baik hingga ke tahap nasional. Kemenangan dan kekalahan sudah saya resapi, saya sudah merasa kenyang dengan hal itu. Pergaulan yang kadang dibumbui dengan sandiwara pun juga sudah saya jalani, semakin membuka mata saya untuk melacak ketulusan dalam berteman. Ah, pengalaman ini tiada duanya.
Jika kalian bertanya, jadi apa yang sebenarnya menjadi syarat untuk seorang duta Wisata?
3B !
Jika ada yang menjawab 3B kamu benar!
Namun, kurang tepat dalam pandangan saya tapi benar.
Ya, seorang duta wisata harus memiliki  3B. Tapi ada 2 hal yang membedakan duta wisata dengan lainnya, yaitu SD. SD? Harus lulus Sekolah Dasar? Bukan, SD adalah SKILL dan DEDIKASI.
Jadi, jika kamu mau menjadi duta wisata, miliki lah paket lengkap ini dalam dirimu, 3B+SD
Mari kita ungkap satu-satu, siapa tahu bermanfaat bagi kalian yang ingin menjadi duta wisata. Kita mulai dengan 3B. 3B adalah Brain, Behavior, and Beauty.
1.       Brain.
Seorang duta wisata HARUS memiliki tingkat kecerdasan  minimal rata-rata dan wawasan di atas rata-rata. Mengapa diperlukan? Jangan kira nanti setelah berselempang hal ini tidak berguna. Pengalaman saya ini sangat diperlukan, kamu akan berhadapan dengan banyak orang, dari masyarakat sampai pejabat tinggi, hingga media. Yang haruskamu hati-hati adalah media. Mereka akan membuat berita tentang kamu sesuai adanya kamu. Tentunya kita tidak mau diberitakan hal yang negatif kan. Wawasan apa saja sih yang harus dimiliki seorang duta wisata?
·         Kebangsaan. Hal ini adalah pondasi kita. Sebagai warga negara yang baik, kita harus mengetahui mengenai negara ini terbentuk dari sejarah, perkembangan, hingga isu masa depan. Kebangsaan juga membuat kita semakin cinta dengan tanah air, di sinilah niat kita untuk menjadi duta wisata sesungguhnya akan muncul dari hati.
·         Pariwisata. Duta wisata tentunya harus memiliki wawasan tentang ini, mulai dari konsep kepariwisataan yang membuat kamu bisa membedakan wisata, pariwisata, kepariwisataan, turis domestik, turis lokal, sapta pesona, sampai jenis-jenis wisata yang ada di daerah mu, provinsimu, negaramu, hingga wisata mancanegara. Harus tahu! Karena ini akan sangat sering bersentuhan dengan kehidupanmu nantinya apabila ingin menjadi duta wisata.
·         Kebudayaan. Loh mengapa? Bukannya ini duta wisata, bukan duta budaya. Justru ini kadang pemikirang orang yang tidak begitu memahami keterkaitan antara budaya dan pariwisata. Tips dari saya, mulailah memahami konsep budaya itu sendiri. Apa itu budaya, apa saja jenis kebudayaan itu, budaya apa saja yang ada ditempat saya hingga budaya mancanegara, dan akhirnya di sanalah kita akan sadar, bahwa konsep pariwisata dapat terangkat salah satunya karena budaya dan kearifan lokal. Oleh karena itu ada yang disebut dengan wisata budaya. Tahukah kamu bahwa Indonesia terkenal dengan wisata budayanya? Sungguh negeri yang indah dengan peninggalan budaya luhur ya.
·         Pengetahuan Umum. Ini dia yang akan membuka cakrawala kita. Apapun yang ada di dunia ini, apalagi itu hot topic sebaiknya kita tahu, entah ini ekonomi dunia, politik, pemerintahan, gaya hidup, trend fashion, desain ruang, teknologi, apapun! Biasakan membaca buku. Kenapa saya merekomendasikan buku? Buku lebih bersahabat dengan saya dalam memberikan pemahaman. Namun juga kita harus bijak menggunakan smartphone. Jadilah pemuda kekinian yang cerdas dalam menggunakan teknologi.
·         Bahasa. Wah bahasa rupanya aspek penting ya. Tentunya, karena bahasa merupakan media komunikasi dengan orang lain dalam menyamakan persepsi. Sebaiknya kita dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar, cerdas dalam memilih kata apalagi kita menjadi public figure di daerah kita. Jangan sesekali juga melupakan bahasa daerah, karena bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan, sebuah daya tarik untuk kegiatan wisata bukan? Dan yang terakhir, kuasai bahasa asing, terutama bahasa inggris. Mengapa? Karena globalisasi seperti bayang-bayang dikehidupan kita, resapi saja. Selain itu, dalam penugasan nanti juga kita akan kedatangan tamu dari luar negeri. Untuk di daerah saya, Kota Banjarbaru cukup sering kami memandu wisata tamu kehormatan dari berbagai negara. Karena mereka adalah tamu pemerintahan. Dan ada baiknya kamu dapat menguasai berbagai macam bahasa asing. Percayalah itu sebuah nilai tambah bagimu! Pengalam duta wisata Kota Banjarbaru pernah bertemu tamu dari Mesir, Yordania, Filipina, Malaysia, Singapore, Kamboja, Brunei Darussalam, Canada, Korea Selatan, dan lainnya.
Pembahasan yang cukup panjang untuk aspek Brain ya. Semoga bermanfaat.
2.       Behavior
Hal ini sangat penting, perilaku kamu adalah gambaran dari kepribadian kamu. Oleh karena itu dalam penjurian pun didatangkan ahli kepribadian, sebut saja psikolog yang akan menilai langsung perilaku kamu. Mengapa begitu penting? Karena perilaku kamu adalah representasi dari karakter masyarakat daerahmu. Intinya jangan bikin malu daerahmu karena perilakuyang tidak pantas. Tidak hanya sampai di perilaku, aspek ini akan lebih dalam memperlihatkan bagaimana keadaan emosionalmu, baik kah buruk kah. Kita di sini tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain. Akan tetapi jadi lah diri kita sendiri dalam versi yang terbaik. Hal-hal yang negatif jauhkan dari diri kita, bentuklah konsep diri yang positif sehingga dapat memancarkan aura ketulusan dari dalam. Cobalah memiliki tata krama yang baik. Sebaik dan semampu kita untuk menjadi diri yang terbaik.
3.       Beauty
Aspek ini juga tidak kalah penting. First impression is important. Disinilah kita memiliki kewajiban untuk mempercantik diri. Kecantikan dalam versi saya adalah bagaimana kita mensyukuri atas pemberian dan anugerah Tuhan yang telah diberi dengan cara memelihara dan mengembangkannya menjadi lebih baik. Kita telah diberi Tuhan, dua mata, satu hidung, satu bibir, dua telinga, warna kulit, lengkap dan sempurna. Itulah kecantikan sesungguhnya.  Tips, minimal sekali kulit kamu bersih dari ujung rambut sampai ujung kaki, pakaian bersih dan rapi, untuk perempuan ada baiknya bisa berdandan minimalis, dan milikilah gaya busanamu sendiri.

Untuk konsep 3B sendiri ya kurang lebih seperti itu. Dan untuk konsep +SD ini yang benar-benar juga harus diperhatikan.

4.       Skill
Skill harus kita miliki. Kita harus memiliki keterampilan, hard skill dan soft skill. Keterampilan ini sangat menunjang kita untuk bertahan dan bersinar dalam pengembangan diri kita kedepannya. Ada baiknya dari sekarang belajar untuk pengembangan hard skill, karena hal ini juga diperlukan saat seleksi yaitu saat tes bakat, selain itu juga tidak menutup kemungkinan keterampilan kita akan dipamerkan saat ada acara, seperti mengisi sebuah acara. Yang kedua adalah soft skill, ini yang sangat-sangat penting. Mulailah menjadi orang yang memiliki keterampilan dalam jaringan sosial dan organisasi. Jadilah conceptor sekaligus public relation. Milikilah skill yang berbeda, misalnya dibidang IT, desain, musik, lukis, fotografi, apapun yang memang tidak dimiliki kebanyakan orang, ini akan menjadi nilai plus bagi kamu.
5.       Dedikasi. Ini dia aspek utama dari seorang duta wisata. Siapkah untuk berdedikasi? Siapkah menjalani tanggung jawab dan kewajiban sebagai seorang duta wisata?
Untuk didaerah saya sendiri saja, tidak semua orang dapat melakukan hal ini. Tanpa sadar dia yang tidak berdedikasi dalam tim nya mengorbankan sesama duwis yang mau berdedikasi. Motif orang mengikuti pemilihan memang berbeda-beda. Semua akan terjawab dalam kurun waktu 5 bulan pertama. Ada yang hanya untuk gaya dan gengsi, ada yang hanya untuk menambah daftar riwayat hidup, ada yang hanya ingin mencapai tujuan tertentu dan akhirnya lepas dan hilang begitu saja. Mengapa hal ini terjadi?
Kembali ke aspek Brain dan Behavior. Ada keterkaitan antar aspek yang harus dimiliki duta wisata. Sebenarnya ketika menjadi duta wisata tidka berarti kita memberika seluruh waktu hidup kita untuk bertugas. TIDAK! Karena yang dipilih itu banyak, tidak hanya diri kita seorang. Karena banyak, diharapkan antar duwis dapat berbagi tugas, agar mereka dapat menjalani kehidupan seperti biasa namun ada duwis juga mendapat kesempatan lebih dibanding teman-temannya, menjelejah pengalaman.
Sebuah paradigma terbentuk bahwa duwis adalah pajangan dan hanya sekadar pemanis. Ini tidak salah, namun kurang tepat. Kerapkali ada duwis yang tidak terima dibilang seperti ini, seharusnya ada sebuah aksi yang dapat mengubah reaksi masyarakat dalam memandang duwis. Mungkin kalian familiar dengan istilah aksi-reaksi, memang benar adanya seperti itu.
Pembina duta wisata di kota saya pernah berkata, kita boleh saja kehilangan apapun tapi satu hal yang jangan pernah hilang dari diri kita, kasih sayang.  Tuhan saja Maha Pengasih Maha Penyayang, bagaimana bisa hambaNya tidak dapat seperti itu?
Dimana rasa kasih saya antar duwis ketika melihat teman duwisnya kewalahan karena harus merangkap tugas duwis yang sebenarnya dapat dibagi bersama?
Dimana kepedulian duwis yang mementingkan egonya, apakah temannya yang berdedikasi juga tidak memiliki kehidupan selain melakukan tugas duwis. Walaupun dia terlihat baik-baik saja, kita tidak tahu apa yang telah ia korbankan. Mungkin saja dia lelah di dalam hatinya, tapi dia ingin membela nama duwis untuk tetap baik demi kebaikan bersama.
Foto Bersama 2 Galuh, kami satu organisasi
sebagai pengurus di PNGB
Dimana kepedulian itu? Bisakah Duwis berdedikasi bersama? Mungkin nanti ini akan jadi topik tersendiri yang saya tulis.
Itu baru dalam lingkup sesama duta wisata. Lalu, bagaimana dengan dedikasi terhadap daerah? Terhadap masyarakat? Bukankah ratusan juta dari APBD dikeluarkan untuk menemukan dan menghasilkan Duwis. Oleh karena itu adanya masa bakti selama satu tahun dan kemudian akan digantikan dengan generasi berikutnya. Minimal sekali, duwis dapat mengabdi selama satu tahun. Untuk apa? Untuk bayar utang! Bayar utang terhadap daerah, terhadap negara. Darimana uang pembinaan, fasilitas eksklusif, ketenaran, dan segala macam didapat? Dari pemerintah kan? Uang pemerintah didapat dari mana? Dari uang rakyat. Sekiranya hal ini dapat dipikirkan oleh calon duwis yang akan mengikuti pemilihan, siapkah kamu menjadi pemuda pemudi terbaik? Siapkah dirimu menyandang kata “terbaik” itu? Sudah sesuai kah dirimu menjadi yang “terbaik” ? Tenang, kamu hanya cukup berbekal satu. Kemauan. Apabila kamu memiliki kemauan, kamu sudah dapat dikatakan yang terbaik.

Dalam organisasi duta wisata di kota saya (klik di sini), kami terus berupaya membayar jasa masyarakat terhadap kami, lewat usaha kami yang tergolong kecil. Program-program kerja yang kami canangkan diharapkan berdampak, walaupun sedikit. Kami selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk kota kami. Kota yang menjadi rumah kami. Kelak nanti, suatu saat kami memiliki kekuatan lebih untuk berdedikasi lebih besar terhadap negeri ini, pasti kami lakukan. Siapa tahu diantara kita ada yang menjadi walikota, maka jadilah walikota yang amanah. Menjadi pengusaha, maka taatlah terhadap peraturan negara, taat pajak, dan memiliki tanggung jawab sosial perusahaan. Dan lainnya.
Mimpi yang besar dimulai dari langkah yang kecil. Dedikasikan diri kita untuk negara yang melindungi kita. Banyak di luar sana, negara mereka masih penuh dengan ancaman, darah dimana-dimana, teriakan, tangisan, kehampaan, hingga mereka kehilangan hal yang penting dalam hiidup, harapan.
Hal terakhir yang sebaiknya dapat dilakukan seorang duta wisata adalah menginspirasi. Dapat memberikan dampak yang positif bagi orang lain, menginspirasi sesama untuk melakukan hal yang baik. Memberi harapan sebagai alasan orang terus bertahan dan bergerak maju. Duta wisata Indonesia memiliki tagline yang penuh makna, setahun menjabat, seumur hidup menginspirasi
Sekadar informasi, setiap daerah memiliki nilai dan aturan masing-masing mengenai duta wisata, ini adalah berdasarkan pengalaman di daerah saya. J
Semoga bermanfaat.




  • Share:

You Might Also Like

0 comments