Kamu Tuh Ya~

By Gusti Gina - Saturday, December 27, 2014



Penasaran deh, wanita dewasa itu yang kayak gimana sih?
Dari tampilan dulu deh, soalnya itu yang diliat mata pertama kali. Kalau innernya kan mesti ada komunikasi dulu. I guess so..



yang ini???

atau yang ini??
this one?
atau lady seperti ini?
atau gadis ini?
atau smart woman ini?


Bersikap dewasa, berperilaku dewasa, dan berpikir dewasa.
Ketiganya itu jelas berbeda. Kadang ada orang yang memiliki ketiganya, ada juga yang tidak. Iya adaaaa~
Usia memang tidak menentukan kedewasaan, tapi orang pasti mengindentikkan kedewasaan dengan usia kita. Hayyo mau nyangkal apa lagi, pasti pernah denger kalimat gini : "udah umur segitu masih aja kelakuan kayak anak kecil. Atau, masih muda juga tapi dewasaaaa banget ya.

Well, karena ini blog saya, jari saya yang mengetik ya suka-suka saya dong merangkai kata demi kata. Topik kali ini dewasa, dewasa, dan dewasa. Pernah ngga ngerasa dianggap orang anak kecil?  Saya sering. Misalnya saja ketika saya tidak sengaja bertindak atau berperilaku seenak hati saya dan benar-benar lepas diri saya. Saya memang cenderung seperti kanak-kanak, padahal saya tidak bermaksud seperti itu. Saya juga ingin berperilaku layaknya seorang wanita, iya seorang wanita. Wanita yang dewasa di mata orang-orang. Karena saya sadar saya sangat jauuuuuuuuuh dari kata dewasa. Entah itu sikap, pemikiran, apalagi perilaku.

Oke, saya mungkin bisa saja berperilaku dewasa dan menjaga image saya dengan rapi di hadapan ribuan mata. Tapi, itu rasanya sulit. Sulit untuk mempertahankannya dengan rentang waktu yang lama. Karena kadang ada situasi yang membuat diri kita yang sebenarnya diam-diam keluar tanpa saya sadari. Dan ribuan komentar pun berterbangan dihadapan saya ketika melihat tingkah saya yang mungking "aneh" bagi mereka. Dari ditertawakan, dikatain lebay, alay segala macem, sampe ada yang jahil mendokumentasikan. Entahlah, saya juga nggak tahu antara mau marah, kesel, atau merasa konyol. Saya hanya bisa ikut tertawa ketika orang menertawakan saya. Dan kadang juga tidak mengerti apa yang mereka tawakan atas diri saya.
Tahukah Anda, dalam psikologi perilaku itu ada 3 dimensi (ini saya ambil dari tes DISC) yaitu perilaku topeng (apa yang ditampilkan individu dihadapan orang lain), Perilaku dibawah tekanan (ketika kita menghadapi masalah), dan yang terakhir perilaku yang sebenarnya (siapa kita sebenarnya, karakter kita). Atau dalam teori self, ada ought self, real self, dan ideal self. Ya kurang lebih begitu lah seingat saya, paling nggak ada yang nyantol di semester 2 kemarin. Jelas manusia itu punya Kepribadian (Personality/Persona=topeng), Tempramen (perilaku dibawah tekanan), dan Karakter (gambaran diri kita yang sebenarnya). Semua orang punya itu, jadi ketika di bilang dia punya karakter yang oke, belum tentu kepribadiannya juga oke. tapi kalau untuk saya, sepertinya saya not okay ketiganya deh. Haha LOL

Well, saya akan ceritakan kebodohan dan kekonyolan yang sering saya lakukan. Aneh memang, ketika bertingkah seperti itu saya lupa bahwa itu seharusnya tidak di lakukan. Tetapi setelah terjadi baru dipikir-pikir lagi, saya selalu berkata "oalaaaah, bodohnya aku."

Hari ini ada acara baksos, well... saya penanggung jawab bagian masak memasak bersama beberapa orang lainnya. Tapi malang, pagi-pagi udah siap buat berangkat ke tempat temen eh malah ga bisa make motor. Alhasil saya pun minta anter bibi ke depan komplek dan melanjutkan perjalanan ke depan kampus menggunakan alat transportasi yang menempel di badan saya. Singkat kata saya sampe di rumah temen. Lalu ke pasar, di razia polisi sebentar, lalu masak2, dan kemudian menuju tempat baksos. Disana begitulah sebagaimana baksos biasa berlangsung. Mungkin bisa dibayangkan sendiri.

Dan akhirnya saya harus ke tempat kerja, ke klinik psikologi. Saya menunggu klien saya, si Eza namanya. Cuman dia ga deteng, ternyata ga masuk hari ini. Karena saya hari ini rasanya begitu lelah. Saya pun masuk ke ruangan yang di dalamnya ada rekan saya yang sedang menterapi klien nya. Saya mengantuk banget, dan saya juga ga bisa pulang karena ga bawa motor dan sialnya juga ga bisa minta bantuan yang lain soalnya hp mati! iya mati. Tanpa sadar saya ketiduran di sana. -___- Itu suatu kebodohan, saya tidur dengan menelungkupkan wajah di atas meja, kira-kira setengah jam lebih. Ga lama kemudian, saya bangun. Dan kebiasaan bodoh saya ketika bangun tidur adalah nyawa saya tidak menyatu dengan cepat, jadi sedikit ngawur mukanya yang masih setengah pengen tidur setengah pengen bangun.
2 orang rekan saya malah ngetawain saya. Saya pun nanya "kenapa ketawa? ada yang aneh?"
Eh mereka malah geleng-geleng kepala.
Ah saya ga mau peduliin mereka, pikir saya. Jadi saya lanjutkan menghabiskan waktu dengan membenamkan wajah di atas meja. Usil memang, ternyata saya malah di foto-foto dan diketawain. Ya tentu aja saya ngomel. Pas ngomel di video lagi, gimana ga geram dan ga bikin bete. Eh mereka malah asyik ketawa, dan muncullah kalimat yang biasa orang bilang, "Ya Tuhan, ada ya manusia kayak kamu." "kamu tuh ya mendramatisir banget" "di kirain yang kayak gini cuman ada di sinetron doang" "kamu tuh ya, bikin ketawa aja" "kamu tuh ya aneh"  "kamu tuh ya apa sih namanya  lebay ya?" "kamu anak manja ya?" "oalah bisa sabar gitu ya bapa ibu mu?" kamu tuh ya kamu tuh ya kamu tuh ya"
Saya sih cuman bisa nunduk atau memalingkan muka sambil senyum

Iya, kalimat "kamu tuh ya" selalu menghiasi mulut-mulut orang yang mengenal saya kalau lumayan lama. Memang ga semua orang bisa menerima pribadi kita, ga bisa. Malah ada yang kaget, ga suka, sebel, tapi yaaa mau gimana lagi. Saya harus menjadi orang lain? Saya salah ketika tanpa sadar menjadi sebagaimana gina? Entahlah, mereka mungkin tidak bisa menerima diri saya. Kadang manusia hanya bisa menerima sisi positif orang lain. Tapi sadarkah bahwa manusia itu memiliki dua sisi yang saling berlawanan.
ahhh seandainya saja saya bisa membaca pikiran orang ketika berhadapan dengan saya. Atau paling ngga ada alat untuk mengetahui persepsi orang lain terhadap diri kita. Tapi harus benar dan akurat, kalo nanya mah pasti ga akurat.
Gimana bisa menyatu dengan orang lain kalau mereka tidak bisa menerima sisi berbeda diri kita.
Yasudah lah, saya sepenuhnya sadar saya childish, ceroboh, aneh, dan negatif2 lainnya.

Saya terus berusaha untuk jaga sikap, walaupun butuh proses. Saya yakin kelak saya tidak seperti ini, dan ketika saya kembali menengok blog ini seperti catatan hidup saya, saya akan berkata "saya pernah begitu, oleh karena itu saya bisa menjadi begini"

Life is learning, right? Kita yang jalanin, Tuhan yang nentuin, dan orang yang komentarin.
Ya walaupun kada bisa terbalik juga, Orang yang jalanin hidupnya, Tuhan yang nentuin takdirnya, dan kita juga ikutin komentarin hidup orang. Ah Manusia, Kompleks~

  • Share:

You Might Also Like

6 comments

  1. semangat pasti kedepannya bisa jaga sikap kok :)
    " dewasa itu pilihan tua itu pasti"

    ReplyDelete
  2. yang penting terus belajar mendewasakan diri :)

    ReplyDelete
  3. Bener, dewasa itu bukan tentang usia, tapi bagaimana bersikap.
    Kalo udah 'tua' tapi sikapnya kekanak-kekanakan, gapapa juga sih. Namanya juga hidup, hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yg pnting kan ga all the time childishnya. pas moment2 tertentu aja. namanya jg mnusia, memiliki banyak dimensi diri.

      Delete