Pernah ngga terpikir buat kalian menjadi seseorang yang berbeda dari dirimu sebenarnya dan itu benar-benar kamu inginkan? Tapi sayangnya, ketika kamu mencoba kamu berasa tidak mampu untuk itu?
Jika orang bilang "jadilah dirimu sendiri!" Gimana pendapat kamu? Setuju atau tidak?
Kadnag kita memiliki harapan-harapan yang bertentangan dengan treadisi, norma atau kebiasaan di lingkungan kita. Sehingga kita kurang bisa mengekspresikan apa yang kita rasakan, emosi yang kita sebenarnya.
Disini aku bakalan cerita tentang seorang gadis dalam sangkar. Kayak burung aja ya.
Dia seorang gadis manis berambut panjang. Tinggi badannya rata-rata, hanya sekitar 158 cm dan berat badan juga lumayan proporsional. Selama hidupnya, aturan selalu mengelilinginya. Berbagai kecaman, tekanan, beban dan sebagainya sudah menjadi temannya sehari-hari. Namun di sisin lain, di setiap langkahnya setelah dari rumah dia memiliki kebahagiaan yang luar biasa, teman-teman dan mimpinya.
Sebut saja namanya Lily. Lily sejak kecil hidup dengan ibunya dan ayah tirinya. Orang tua nya bercerai karena perselingkuhan yang dilakukan oleh ibunya. Namun Lily sangat mencintai ayah tirinya, bahkan lebih dari ayah kandungnya. Bagi Lily, hanya ayah tirinya yang bisa mendengar keluh kesah Lily dan mimpi-mimpi LIly. Dan ibunya hanya bisa marah-marah kepada Lily apabila Lily tidak melakukan yang dia mau.
Hingga pada akhirnya, setelah 7 tahun bersama ayah tiri Lily meninggalkan Lily dan ibunya untuk selamanya. Lily sangat terpukul, begitu pula ibunya. Semua kenangan manis bersama ayah tirinya terus menghantui pikirannya. Saat-saat makan mie tengah malam untuk nonton film atau bola, menanam bunga dan menyiraminya setiap hari, makan di bawah pohon bersama, dan kenangan manis lainnya.
Ibunya berubah menjadi wanita yang tidak tentu arah, setiap harinya hanya melamun dan marah-marah. Mungkin semua ini karena ketidak relaan ibunya terhadap takdir yang terjadi secara tiba-tiba.
Beberapa tahun kemudian, Lily mulai bisa menata hidupnya kembali, bahkan dia sudah mulai dewasa.
Ada yang aneh dengan dirinya. Dimana dia selalu mempertanyakan siapa dirinya sebenarnya? Apa yang dapat dia lakukan? Apa yang dapat dia banggakan? Usianya sudah 17 tahun, saatnya dia menjadi orang yang berarti, setidaknya untuk dirinya sendiri.
Lily kerap kali memandang remaja seusianya yang sudah banyak menuai prestasi, sedangkan dia? Tidak satupun, rasanya benar-benar tidak ada yang dia bisa lakukan selalin menjadi "penonton". Sakit memang hatinya ketika menyadari hal tersebut.
Lily bertekad untuk merubah kebiasaan nya, memulai belajar banyak hal dan banyak membaca. Hingga dia menyadari apa yang sebenarnya yang dia inginkan. Dia ingin menjadi "free girl", dimana dia benar-benar bebas untuk melakukan apa saja tanpa merasa terhalangi oleh apa pun. Lily merasa bakatnya ada pada bidang menari dan akting. Klise memang, orang pasti beranggapana dia kepengenan menjadi artis. Tapi itulah kenyataannya. Itu mimpinya sekarang. Seringkali dia berakting di hadapan teman-temannya atau pun keluarganya tanpa mereka sadari. Bukan berarti dia seorang pembohong, dia hanya merasa seru kita memerankan peran lain dan menjadi pribadi baru.
Lama-kelamaan, Lily hidup dengan sepupunya dan keluarganya. Lily di sini bersekolah, namun sayangnya semua aktivitas Lily di pantau habis-habisan. Dia tidak boleh ke sana, ke sini, uangnya harus segini, mau beli ini harus bilang-bilang, dan sebagainya. Dia merasa dunia tidak berpihak lagi padanya. Apa enaknya sih hidup dibawah aturan orang lain yang bertentangan dengan aturan kita?
Teman hanyalah teman. Apa yang dia bisa lakukan? kita tetap saja hidup sendiri. Iya, sendiri!
Lily dan ibunya kini makin dekat,dia merasa ibunya sedikit mengalami trauma dan goncangan mental. Karena ibunya dengan mudah meledakkan emosi tanpa tahu tempat. Lily merasa hidupnya benar-benar terisolasi.
Saat itu, Lily sedang browsing d google. Dia mencoba mencari orang yang serupa dengannya, lebih jelasnya orang yang suka memainkan peran dalam hidupnya. Hingga dia mendapat sebuah artikel tentang kepribadian ganda. Lily merasa khawatir, karena di sana tertulis itu sebuah kelainan. Lily mencoba memahami hidupnya sendiri. Apa yang salah? Lily mencoba membuka mata terhadap semua orang yang di temui. Dia mencoba melihat dengan kacamatanya sendiri. Memang, semua orang memiliki masalah masing-masing. Memiliki batas masing-masing. Lalu? haruskah Lily melewati batasnya sendiri? atau tetap dalam sangkar yang selama inimengurungnya?
Saat itu, Lily sedang browsing d google. Dia mencoba mencari orang yang serupa dengannya, lebih jelasnya orang yang suka memainkan peran dalam hidupnya. Hingga dia mendapat sebuah artikel tentang kepribadian ganda. Lily merasa khawatir, karena di sana tertulis itu sebuah kelainan. Lily mencoba memahami hidupnya sendiri. Apa yang salah? Lily mencoba membuka mata terhadap semua orang yang di temui. Dia mencoba melihat dengan kacamatanya sendiri. Memang, semua orang memiliki masalah masing-masing. Memiliki batas masing-masing. Lalu? haruskah Lily melewati batasnya sendiri? atau tetap dalam sangkar yang selama inimengurungnya?
0 comments