"Puasa kok disalahkan," gumam teman saya di organisai. Menarik! pikir saya. Terkadang kita lupa diri saat bercanda. Seperti kasus yang barusan kami alami. Ini smua berawal dari kekhilafan dan menjadi candaan yang mengatasnamakan puasa.
Teman saya yang berkata demikian, sebut saja S. Dia memang dikenal dengan ketaatannya beragama, bagus memang untuk seorang pemuda tampan dan tinggal di tengah kehidupan remaja yang hedonis dia mampu bertahan dengan kuat terhadap keyakinannya. Meski demikian, dia bukan tipe orang yang gaptek, tidak gaul, dan kuno. Dia dapat mengimbangi pergaulan teman-temannya, meski terkadang dia sesekali mengingatkan sahabatnya apabila dirasa sudah keterlaluan. Salah satu hal yang membuat kagum karena dia juga dua tahun lebih muda di banding saya.
Sedikit cerita mengapa ini menarik bagi saya. Pada awalnya, kami sedan melakukan rapat evaluasi kegiatan. Saat laporan per seksi mengenai laporan, kendala, dan koreksi untuk kedepannya masing-masing koordinator melaporkan. Tiba-tiba salah satu dari mereka salah kata alias salah ucap yang membuat semua orang tertawa. Rupanya hal itu membuat self-defence humanity aktif, dia langsung bilang "maklum agak eror dikit, efek puasa," semua orang yang mendengar seolah maklum. Ada yang melewatkan beitu saja dan fokus kepada rapat, ada pula yang masih tertawa kecil. Tapi tidak dengan S yang duduk di samping saya. Dia bergumam sangat pelan, tapi cukup jelas mendengarnya.
"Puasa kok disalahkan" saya menoleh ke arahnya, mukanya terlihat sedikit bingung, sedih, dan mungkin juga lelah.
Di sini saya langsung intropeksi diri mengenai ucapan-ucapan yang kadangkala terlontar di bibir saya saat puasa. Ketika saya lupa sesuatu atau pun apa, saya pernah bilang "oh iyaaa. Astaga lupa, faktor puasa.hehe"
Dan kalimat sejenis itupun kerap saya denar dari mulut orang sekitar saya. Mungkin hal inilah yang membuat kita merasa menyalahkan puasa seolah-olah biasa saja. Padahal, puasa adalah ibadah. Mengapa dijadikan alasan ketika kita membuat kesalahan. Tidak mungkin Tuhan memerintahkan sesuatu (dalam hal ini ibadah) jika hanya membuat kesalahan pada diri kita. Manusia lah yang terlalu manja untuk menyadari dirinya sendiri.
Semenjak hari itu, saya selalu berupaya mengontrol diri untuk tidak menjadi puasa sebagai alasan dari kesalahan yang saya buat di bulan Ramadhan ini. Saya juga tidak bisa dikatakan sebagai orang yang sangat taat bergama dan istiqomah, tapi saya setuju bahwa menjadikan puasa sebagai alasan kesalahan manusia tidak benar.
Selamat berpuasa semuanya, Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik.
7 comments
kadang-kadang keceplosan si, kalo lagi becanda. anyway, selamat berbuka.
ReplyDeleteOh My God! you're my classmate in English course. how did you find my blog, dude? Hahahahaha
DeleteHahahahahaha... It turns out to be a small blog world ya? I never thought that you are a blogger or even a writer! It's kinda surprise me to be honest hehehe... Love to read your writing :)
Deleteyaaaaap! really small. of course, ahaha this is just a lil piece of things people don't know me. even not all of my friends know that I'm a blogger or a writer. It's fun when we can be what we want in other side, not people want us to be. Thank you. hahahaha
DeleteMy pleasure dear :)
DeleteSo, does it give me some kind of privilege to know that you have this "dark side"? hahahaha....
Just kidding. I know what you mean. I've been there.
Be whatever I want to be. To people who try to rule everything? go to hell hahahahaha...
Your blog post now full of my comments, lightning girl ;)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletenyimak
ReplyDelete