Bila sampian melihat Bekantan
Janganlah lari ke sebelah kanan
Kalaulah sampian pas bajalanan ka Kalimantan Selatan
Jangan lupa makan Katupat Kandangan
Makan. Makan. Makan. Siapa sih yang ngga butuh makan ? Semua
orang butuh makan. Tapi beda halnya dengan wisata kuliner. Bedanya wisata
kuliner tidak hanya soal perut, di sini ada perpaduan antara kenikmatan cita
rasa makanan dan suasana di sekeliling.
Bagaimana apabila kita ingin berwisata ke Kalimantan
Selatan? Emang ada apa sih di sana?
Oh jangan salah, Kalimantan Selatan punya daya tarik eksotis
dan misterius. Dari segi pariwisata, provinsi ini memiliki eksotisme
tersendiri, dari wisata alam hingga wisata budaya yang luhur yang masih terjaga
hingga kini. Alam, budaya, dan pariwisata satu sama lain saling berkaitan dalam
membentuk sebuah daya tarik wisata. Buktinya?
Ibukota Kalimantan Selatan dikenal dengan sebutan kota
seribu sungai. Sejak dahulu kala, urang banjar hidup di bantaran sungai. Ya,
dengan cerdas urang banjar memanfaatkan anugerah Tuhan. Meski di malam hari,
tanpa listrik sekalipun kalau tinggal di sungai ya suasana tidak gelap gulita.
Hal ini pula lah yang memberikan rasa kelekatan tempat bagi psikologis urang
banjar hingga sekarang. Kegiatan kehidupan sehari-hari pun terjadi di atas
sungai, salah satunya adalah berdagang. Urang Banjar memang berdagang di atas
Jukung (perahu) sejak ratusan tahun yang lalu. Suatu pola kebiasaan menjadi
tradisi, dan tradisi menghasilkan budaya. Pada akhirnya budaya melahirkan daya
tarik pariwisata di suatu tempat. Dimana lagi Anda dapat merasakan sensasi
berbelanja di atas air yang memang ASLI dan MURNI karena budaya setempat? Pasar
Terapung Kalimantan Selatan jawabannya.
Suasana inilah yang sangat jarang indera Anda rasakan di
tempat lain. Pariwisata juga memiliki sebuah unsur yang tak terpisahkan, yaitu
kuliner. Lidah menjadi pancaindera yang mampu memberikan kesan yang kuat di
otak. Oleh karena itu, orang bilang “rugi banyak kalau jalan-jalan nggak
sekalian wisata kuliner”. Tepat! Saya setuju.
Ini dia yang saya ingin ceritakan sedari tadi, wisata
kuliner Kalsel. Saya suka bingung kalau di tanya, “Mbak, makanan khas sini yang
recommended apa aja sih?”. Naluri saya seakan ingin menumpahkan semua yang ada
di kepala saya. Semuanya recommended bagi saya, dari kue nya sampai makanan
beratnya. Gimana tidak bingung mau jelasinnya? Kue saja di Kalimantan Selatan
banyak sekali, yang terkenal sih 41 macam kue tradisional. Belum lagi yang sudah
berinovasi. Makanan beratnya, hampir tiap kabupaten/kota punya unggulannya
masing-masing. Gila ya! Kaya banget Kalimantan Selatan, Indonesia memang Indah
dari segala sisi. Untungnya, Kalsel Pesiar CityMag yang membantu penyebaran
informasi keindahan Indonesia, khususnya Kalimantan Selatan.
Rasanya tidak mungkin menjelaskan semuanya, bukan hanya
terlalu panjang akan tetapi yang baca juga puyeng. Ada beberapa makanan yang
ingin saya rekomendasikan kepada Anda yang wajib di coba. Ini juga salah satu
makanan favorit saya loh.
Katupat Kandangan
![]() |
Sebelah kiri adalah Katupat Kandangan dan sebelah kanan adalah Nasi Kuning |
Ikan gabus ini
dipanggang dulu yang kemudian dimasak dengan santan. Nah setelah itu ikan gabus
dengan kuah santan tadi yang di siramkan ke ketupat. Kuahnya juga di racik
dengan bumbu-bumbu tradisional dan tidak jarang ada yang dengan bumbu rahasia.
Bumbu-bumbu tradisional itu antara lain, kayu manis, kapulaga, pala, dan
cengkeh. Dan bagian favorit saya adalah kuah kental yang benar-benar pecah di
mulut! Kata urang banjar “Katupat Kandangan ini maulah karindangan” yang
artinya ketupat Kandangan ini mampu membuat kita jatuh hati dengan cita
rasanya.
Katupat Kandangan ini tersedia dimanapun, termasuk di ibukota Kalimantan Selatan sendiri. Jadi tidak hanya berada di kota Kandangan. Namun, kita kembali berbicara mengenai wisata kuliner, jika Anda sempat mampirlah ke Kandangan. Sayang sekali jika tidak merasakan dimana makanan ini berasal. Saran lainnya, Anda bisa menikmati katupat penakluk hati ini di atas perahu, ya ke pasar terapung Lok Baintan. Di sana di jual banyak kue tradisional dan makanan lainnya, contohnya adalah soto banjar, pundut nasi, nasi kuning, bubur habang bubur putih, dan lainnya.
Ngomong-ngomong nasi kuning, nasi kuning banjar sebenarnya sama seperti nasi kuning yang tersebar di seluruh Indonesia. Hanya saja keunikannya pada lauk dan sambalnya yang dimasak habang (bumbu merah). Lagi-lagi ikan gabus ya, urang banjar memang kerap makan ikan yang satu ini. Nah selain itu juga kadang nasi kuning ditambahkan dengan serundeng (abon kelapa). Nasi kuning ini dapat ditemui di mana-mana dan kapan saja, terutama di pagi hari. Biasanya urang banjar untuk sarapan sering menyantap nasi kuning, termasuk saya sendiri. Hahaha. Kalau nasi kuning saya paling suka di Pondok Bahari di Kota Banjarmasin. Tapi selain di tempat ini, di luar sana juga banyak dan ngga kalah enak. Bahkan saya pernah beli nasi kuning di warung kecil tapi rasanya tidak terlupakan sampai sekarang. Hanya saja tempat itu tidak memiliki nama, karena bukan sekelas Rumah Makan, tapi hanya warung kecil dipinggiran jalan. Kalau mau dahsyat lagi, ya sarapan nasi kuning di atas kelotok atau jukung di pasar terapung. Sensasinya itu loooooh....
Untuk ke pasar terapung juga ada syaratnya loh. Syaratnya adalah berenang dengan gaya kupu-kupu pakai pelampung. Hahaha nggak lah, syaratnya Anda harus mengunjungi tempat ini selepas sholat shubuh. Karena pedagang pasar terapung akan kembali ke rumah masing-masing sekitar pukul 8-9 pagi, bahkan ada yang pukul 7 pagi. Ini tantangannya buat yang sering telat bangun pagi. Tenang, semuanya terbayar kok sesampainya di sana. Dan berikut adalah foto keseruan saya saat membawa menjadi pemandu wisata untuk turis dari Jakarta. benar-benar pengalaman yang sangat berharga. Sayang sekali saat sarapan di atas kelotok ini saya tidak sempat mengabadikannya. Meski begitu kenanangan akan tetap tinggal di pikiran meski tidak terbadikan oleh lensa.

Ngomong-ngomong nasi kuning, nasi kuning banjar sebenarnya sama seperti nasi kuning yang tersebar di seluruh Indonesia. Hanya saja keunikannya pada lauk dan sambalnya yang dimasak habang (bumbu merah). Lagi-lagi ikan gabus ya, urang banjar memang kerap makan ikan yang satu ini. Nah selain itu juga kadang nasi kuning ditambahkan dengan serundeng (abon kelapa). Nasi kuning ini dapat ditemui di mana-mana dan kapan saja, terutama di pagi hari. Biasanya urang banjar untuk sarapan sering menyantap nasi kuning, termasuk saya sendiri. Hahaha. Kalau nasi kuning saya paling suka di Pondok Bahari di Kota Banjarmasin. Tapi selain di tempat ini, di luar sana juga banyak dan ngga kalah enak. Bahkan saya pernah beli nasi kuning di warung kecil tapi rasanya tidak terlupakan sampai sekarang. Hanya saja tempat itu tidak memiliki nama, karena bukan sekelas Rumah Makan, tapi hanya warung kecil dipinggiran jalan. Kalau mau dahsyat lagi, ya sarapan nasi kuning di atas kelotok atau jukung di pasar terapung. Sensasinya itu loooooh....


0 comments