­
­

Ketupat Kandangan Si Penakluk Hati

By Gusti Gina - Monday, May 30, 2016


Bila sampian melihat Bekantan
Janganlah lari ke sebelah kanan
Kalaulah sampian pas bajalanan ka Kalimantan Selatan
Jangan lupa makan Katupat Kandangan

Makan. Makan. Makan. Siapa sih yang ngga butuh makan ? Semua orang butuh makan. Tapi beda halnya dengan wisata kuliner. Bedanya wisata kuliner tidak hanya soal perut, di sini ada perpaduan antara kenikmatan cita rasa makanan dan suasana di sekeliling.
Bagaimana  apabila kita ingin berwisata ke Kalimantan Selatan? Emang ada apa sih di sana?
Oh jangan salah, Kalimantan Selatan punya daya tarik eksotis dan misterius. Dari segi pariwisata, provinsi ini memiliki eksotisme tersendiri, dari wisata alam hingga wisata budaya yang luhur yang masih terjaga hingga kini. Alam, budaya, dan pariwisata satu sama lain saling berkaitan dalam membentuk sebuah daya tarik wisata. Buktinya?

Ibukota Kalimantan Selatan dikenal dengan sebutan kota seribu sungai. Sejak dahulu kala, urang banjar hidup di bantaran sungai. Ya, dengan cerdas urang banjar memanfaatkan anugerah Tuhan. Meski di malam hari, tanpa listrik sekalipun kalau tinggal di sungai ya suasana tidak gelap gulita. Hal ini pula lah yang memberikan rasa kelekatan tempat bagi psikologis urang banjar hingga sekarang. Kegiatan kehidupan sehari-hari pun terjadi di atas sungai, salah satunya adalah berdagang. Urang Banjar memang berdagang di atas Jukung (perahu) sejak ratusan tahun yang lalu. Suatu pola kebiasaan menjadi tradisi, dan tradisi menghasilkan budaya. Pada akhirnya budaya melahirkan daya tarik pariwisata di suatu tempat. Dimana lagi Anda dapat merasakan sensasi berbelanja di atas air yang memang ASLI dan MURNI karena budaya setempat? Pasar Terapung Kalimantan Selatan jawabannya.

Suasana inilah yang sangat jarang indera Anda rasakan di tempat lain. Pariwisata juga memiliki sebuah unsur yang tak terpisahkan, yaitu kuliner. Lidah menjadi pancaindera yang mampu memberikan kesan yang kuat di otak. Oleh karena itu, orang bilang “rugi banyak kalau jalan-jalan nggak sekalian wisata kuliner”. Tepat! Saya setuju.

Ini dia yang saya ingin ceritakan sedari tadi, wisata kuliner Kalsel. Saya suka bingung kalau di tanya, “Mbak, makanan khas sini yang recommended apa aja sih?”. Naluri saya seakan ingin menumpahkan semua yang ada di kepala saya. Semuanya recommended bagi saya, dari kue nya sampai makanan beratnya. Gimana tidak bingung mau jelasinnya? Kue saja di Kalimantan Selatan banyak sekali, yang terkenal sih 41 macam kue tradisional. Belum lagi yang sudah berinovasi. Makanan beratnya, hampir tiap kabupaten/kota punya unggulannya masing-masing. Gila ya! Kaya banget Kalimantan Selatan, Indonesia memang Indah dari segala sisi. Untungnya, Kalsel Pesiar CityMag yang membantu penyebaran informasi keindahan Indonesia, khususnya Kalimantan Selatan.
Rasanya tidak mungkin menjelaskan semuanya, bukan hanya terlalu panjang akan tetapi yang baca juga puyeng. Ada beberapa makanan yang ingin saya rekomendasikan kepada Anda yang wajib di coba. Ini juga salah satu makanan favorit saya loh.

Katupat Kandangan
Sebelah kiri adalah Katupat Kandangan
dan sebelah kanan adalah Nasi Kuning
Katupat ini berasal dari kata Ketupat. Pembuatannya pun tidak beda, sama terbuat dari beras kok. Nah kalau Kandangan adalah salah satu nama ibukota kabupaten di Kalimantan Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Sekadar informasi, Pesiar CityMag sering memuat mengenai pariwisata di  kabupaten ini.  Kembali ke Katupat Kandangan, bedanya ketupat ini dengan ketupat lainnya  adalah ikan gabus yang menjadi menu pelengkap. Maknyuuss!

Ikan gabus ini dipanggang dulu yang kemudian dimasak dengan santan. Nah setelah itu ikan gabus dengan kuah santan tadi yang di siramkan ke ketupat. Kuahnya juga di racik dengan bumbu-bumbu tradisional dan tidak jarang ada yang dengan bumbu rahasia. Bumbu-bumbu tradisional itu antara lain, kayu manis, kapulaga, pala, dan cengkeh. Dan bagian favorit saya adalah kuah kental yang benar-benar pecah di mulut! Kata urang banjar “Katupat Kandangan ini maulah karindangan” yang artinya ketupat Kandangan ini mampu membuat kita jatuh hati dengan cita rasanya. 

Katupat Kandangan ini tersedia dimanapun, termasuk di ibukota Kalimantan Selatan sendiri. Jadi tidak hanya berada di kota Kandangan. Namun, kita kembali berbicara mengenai wisata kuliner, jika Anda sempat mampirlah ke Kandangan. Sayang sekali jika tidak merasakan dimana makanan ini berasal. Saran lainnya, Anda bisa menikmati katupat penakluk hati ini di atas perahu, ya ke pasar terapung Lok Baintan. Di sana di jual banyak kue tradisional dan makanan lainnya, contohnya adalah soto banjar, pundut nasi, nasi kuning, bubur habang bubur putih, dan lainnya.

Ngomong-ngomong nasi kuning, nasi kuning banjar sebenarnya sama seperti nasi kuning yang tersebar di seluruh Indonesia. Hanya saja keunikannya pada lauk dan sambalnya yang dimasak habang (bumbu merah). Lagi-lagi ikan gabus ya, urang banjar memang kerap makan ikan yang satu ini. Nah selain itu juga kadang nasi kuning ditambahkan dengan serundeng (abon kelapa). Nasi kuning ini dapat ditemui di mana-mana dan kapan saja,  terutama di pagi hari. Biasanya urang banjar untuk sarapan sering menyantap nasi kuning, termasuk saya sendiri. Hahaha. Kalau nasi kuning saya paling suka di Pondok Bahari di Kota Banjarmasin. Tapi selain di tempat ini, di luar sana juga banyak dan ngga kalah enak. Bahkan saya pernah beli nasi kuning di warung kecil tapi rasanya tidak terlupakan sampai sekarang. Hanya saja tempat itu tidak memiliki nama, karena bukan sekelas Rumah Makan, tapi hanya warung kecil dipinggiran jalan. Kalau mau dahsyat lagi, ya sarapan nasi kuning di atas kelotok atau jukung di pasar terapung. Sensasinya itu loooooh....


Untuk ke pasar terapung juga ada syaratnya loh. Syaratnya adalah berenang dengan gaya kupu-kupu pakai pelampung. Hahaha nggak lah, syaratnya Anda harus mengunjungi tempat ini selepas sholat shubuh. Karena pedagang pasar terapung akan kembali ke rumah masing-masing sekitar pukul 8-9 pagi, bahkan ada yang pukul 7 pagi. Ini tantangannya buat yang sering telat bangun pagi. Tenang, semuanya terbayar kok sesampainya di sana. Dan berikut adalah foto keseruan saya saat membawa menjadi pemandu wisata untuk turis dari Jakarta. benar-benar pengalaman yang sangat berharga. Sayang sekali saat sarapan di atas kelotok ini saya tidak sempat mengabadikannya. Meski begitu kenanangan akan tetap tinggal di pikiran meski tidak terbadikan oleh lensa.



  • Share:

You Might Also Like

0 comments